"Saya tetap berharap kepada bupati, wali kota untuk melepas sepenuhnya (BLT Dana Desa) kepada desa agar desa melakukan percepatan penyaluran," kata Mendes dalam sebuah konferensi pers di Kemendes PDTT di Jakarta, Jumat.
Ia meminta para kepala daerah untuk tidak menghambat dan membuat banyak aturan sehingga mempersulit pencairan Dana Desa.
"Misalnya ada desa-desa di satu daerah saya dengar sudah mau cair semua (BLT Dana Desanya), mau salur semua, tetapi kepala daerahnya menghentikan dengan berbagai alasan," katanya.
Ia berharap kejadian semacam itu tidak terjadi lagi di masa depan sehingga masyarakat dapat segera terbantu dan dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka di tengah pandemi COVID-19.
"Kasihan itu. Toh mereka juga rakyat bapak ibu bupati/wali kota yang mau menerima BLT. Apalagi besok lusa atau besok sudah mau Lebaran," kata dia.
Ia mengaku dalam penyaluran bantuan tersebut, masih ada beberapa kepala daerah yang menginginkan agar pencairan dilakukan secara serentak.
"Ada juga yang ingin seluruh urusan Bansos ataupun Bansos tunai dulu (disalurkan) sehingga (BLT) Dana Desanya ditahan. Tidak boleh dikeluarkan dulu untuk BLT Dana Desa. Ada yang begitu," kata Mendes.
Untuk itu, Mendes menegaskan bahwa pencairan tidak harus dilakukan secara bersamaan dan mendahulukan desa yang telah siap mencairkan bantuan tersebut.
"Enggak usah begitu. Kalau desa sudah siap, biarkan desa menyalurkan BLT Dana Desanya. Nah, yang belum itu yang menyesuaikan," kata Mendes.
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020