Kabul (ANTARA News/AFP) - Satu tentara Amerika Serikat tewas akibat bom jalanan di Afganistan selatan, tempat ribuan tentara melancarkan gerakan lawan pejuang menjelang pemilihan umum negara terkoyak perang itu, kata tentara pada Kamis.
Tentara itu tewas sesudah kendaraannya dihantam peledak rakitan, atau IED, pada Rabu, kata pernyataan dari Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.
Pernyataan itu mengutip keterangan Kapten Jon Stock, jurubicara Amerika Serikat, yang memastikan tentara tewas itu warga negara adidaya tersebut. Ia tidak merinci.
Anggota Marinir Amerika Serikat melancarkan serangan besar di propinsi Helmand, afganistan selatan, menjelang pemilihan penanda pada 20 Agustus untuk presiden dan anggota dewan propinsi.
Sekitar 4,000 di antara mereka disebarkan ke kubu pejuang pada Juli awal dan dapat merebut kembali daerah dikuasai pejuang.
Taliban menjawab dengan memasang bom untuk menghantam tentara.
Tentara Amerika Serikat dan Afganistan melancarkan serangan baru pada Rabu di timurlaut Helmand.
Propinsi itu adalah salah satu daerah penghasil utama opium dunia dan jalur bagi pejuang Taliban menyeberang dari Pakistan untuk ikut dalam perlawanan tersebut.
Gerakan Rebut Timur II menempatkan 400 tentara Amerika Serikat dan 100 tentara Afganistan ke kubu Taliban di propinsi Helmand, kata Brigadir Jenderal Larry Nicholson, panglima Brigade Gerak Cepat Marinir di Afganistan.
ISAF menyatakan peningkatan gerakan lawan pejuang untuk "meningkatkan keamanan guna memungkinkan pembangunan dan pemerintahan".
Terdapat lebih dari 100.000 tentara asing di Afganistan, sekitar duapertiga di antara mereka dari Amerika Serikat, dengan pasukan Inggris dan Kanada juga memainkan peran di selatan, medan perang paling berbahaya.
Hampir 30 tentara asing tewas di Afganistan pada bulan ini, kata laman icasualties.org, yang menyusun daftar korban perang.
Juli adalah bulan paling maut bagi tentara itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, dengan 76 di antara mereka tewas, kata laman itu, sebagian besar tewas akibat ledakan IED.
Jurubicara tentara Amerika Serikat Kapten Elizabeth Mathias pada Selasa memastikan tiga tentara ISAF tewas dalam kejadian terpisah di Afganistan selatan pada hari itu adalah dari Amerika.
Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom jalanan dan serangan jibaku untuk melawan pemerintah Afganistan dan pasukan asing di negara tersebut.
Bom rakitan dikenal dengan IED itu mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afganistan, kata tentara.
Antara 8.000 hingga 10.000 prajurit asing akan bergabung dengan pasukan pimpinan NATO, yang mencakup sekitar 60.000 orang di Afganistan untuk mengamankan pemilihan presiden Afganistan pada 20 Agustus, kata persekutuan itu.
Perlawanan meningkat dalam beberapa pekan terkini, yang menambah kekuatiran mengenai keamanan dalam pemilihan presiden Afganistan, yang kedua, itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009