kenaikan ini karena kita masif melakukan rapid test

Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan alasan tingginya angka kasus COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur dalam sehari pada Kamis (21/5) mencapai 311 orang positif lantaran pemerintah kota setempat menggelar rapid test atau tes cepat secara masif.

"Namun yang ingin saya sampaikan, kenaikan ini karena kita masif melakukan rapid test dan kemudian kalau reaktif ditindaklanjuti oleh swab," kata Wali Kota Risma saat rapat evaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bersama jajaran kepolisian dan TNI di Graha Sawunggaling, Surabaya, Jumat.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya.

Berdasarkan laman lawancovid-19.surabaya.go.id menyebut dalam sehari pada Kamis (21/5) ada kenaikan warga yang terkonfrmasi positif sebanyak 311 orang. Dari jumlah tersbut sebanyak 48 orang merupakan orang dengan risiko (ODR). Sehingga jumlah total warga positif COVID-19 di Surabaya mencapai 1.566 orang.

Menurut Risma, sebanyak 48 warga berstatus ODR tersebut merupakan hasil rapid test yang selama ini digelar oleh Pemkot Surabaya secara massal di sejumlah lokasi. Terutama daerah yang terdapat warga menjadi penularan COVID-19.

Baca juga: Wali Kota Surabaya larang takbir keliling Lebaran

Baca juga: Pemkot Surabaya salurkan ribuan APD ke berbagai rumah sakit

"Kenapa kemudian kami bisa memantau siapa saja yang terkonfirmasi karena setelah kami membuat klaster, kemudian kami menghubungkan dengan data kependudukan. Misalnya yang ada di daerah Rungkut," katanya.

Risma mengatakan situasi di lapangan tidak semudah yang dibayangkan oleh masyarakat. Oleh sebab itu, berbagai dukungan yang mengalir itu akan membantu wali kota perempuan pertama di Surabaya ini dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

"Dengan support ini saya percaya kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan tepat. Sering kali kita lakukan negosiasi atau upaya persuasif saat meminta mereka (warga yang terkonfirmasi) untuk ke rumah sakit," kata Risma.

Selain itu, kata dia, telah dibuat rumah sakit darurat di Surabaya, salah satunya Asrama Haji Surabaya yang disulap menjadi ruang isolasi dan perawatan pasien. Hal ini, kata dia, dilakukan karena beberapa rumah sakit tidak menerima pasien anak-anak, sehingga diputuskan untuk diisolasi di tempat tersebut.

"Jadi satu keluarga dimasukkan ke sana. Mengingat rumah sakit tidak dapat menampung anak-anak. Kita juga kasih mainan," katanya.

Pada kesempatan itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Imran mengatakan untuk mengatasi pandemi di Kota Surabaya, pihaknya bersama jajaran TNI mendukung penuh upaya pemerintah. Namun demikian, ia berharap, masyarakat bisa meningkatkan kedisiplinan. Baginya, disiplin adalah vaksin COVID-19.

"Ini lah cara kami untuk mendukung Bu Risma, kuncinya adalah disiplin. Mari kita sosialisasikan secara masif melalui kanal sosmed (sosial media) masing-masing. Disiplin adalah vaksin corona," katanya.

Baca juga: Sinergitas Gubernur Jatim-Wali Kota Surabaya kunci sukses PSBB II

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020