Tangerang (ANTARA News) - Dokter Lidya Olivia Piter (24) petugas di Puskesmas Kanibal, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, tertembak oknum TNI dari Kesatuan Kostrad pada bagian ketiak sehingga meninggal dunia.
Kepala Penerangan Kostrad, Letkol Husni di Tangerang, Banten, Kamis malam membenarkan bahwa korban tewas akibat tertembak oknum perwira yang sedang menjalani tugas di lokasi rawan konflik.
"Saat ini pelaku penembakan, Lettu Donny Rahmat Putra sudah diperiksa petugas Denpom Masohi, Maluku," kata Husni.
Husni mengatakan hal tersebut usai penyerahan jenazah dari Menkes Siti Fadilah Supari diwakili Dirjen Bimas Kesehatan Masyarakat, dr Budihardja kepada keluarga korban di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Jakarta Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten.
Dalam penyerahan jenazah, juga hadir Wakil Gubernur Maluku, Ir Said Assagaff, Panglima Divisi Infanteri II Kostrad, Mayjen Zahari Siregar dan ibu korban dr. Carmen Minera Siagian dan ayahnya Yunus Piter.
Dia mengatakan, kasus yang menimpa korban merupakan murni kecelakaan akibat kesalahan petugas dalam menggunakan senjata.
Menurut dia, pelaku mendatangi ruangan tempat bertugas Lidya karena ada tiga tamu yang dicurigai, namun tiba-tiba terdengar letusan setelah dicek ternyata dalam senjata ada sebuah peluru sehingga mengenai ketiak dokter alumni Universitas Indonesia Tahun 2008 itu.
Namun begitu, Husni mengatakan, kesalahan yang dilakukan pelaku karena tidak hati-hati ketika menggunakan senjata api.
Korban sempat dilarikan ke ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Kanibal, namun akibat banyak darah yang keluar maka akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Sementara itu, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, dr Budihardja mengatakan, korban bertugas di Puskesmas sejak 1 April 2009 dan statusnya adalah Pegawai Tidak Tetap (PTT) Depkes dan ditempatkan di Pemprov Maluku.
Budihardja mengatakan bahwa Menteri Kesehatan memberikan piagam penghargaan berupa Lencana Kesatria Bakti Husada Arutala atas pengabdian selama menjalankan tugas.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009