Jakarta (ANTARA News) - Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan atau belum memenuhi rasio dibanding jumlah penduduk Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Farid W Husain, dalam seminar Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) di JCC Senayan Jakarta, Kamis.

Farid mengatakan distribusi dokter dan dokter spesialis juga tidak merata, serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan.

Data dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada Agustus 2008 menyatakan ada 56.750 orang dokter umum dan sebanyak 15.499 dokter spesialis di Indonesia.

Sedangkan berdasarkan laporan Pembangunan Manusia Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang rasio jumlah penduduk dan dokter di negara Asean memperlihatkan Indonesia berada di urutan paling buncit.

Dengan rasio setiap 100.000 orang, urutan jumlah dokter spesialis paling banyak di negara Asean yaitu Singapura (180 dokter), Filipina (120 dokter), Brunei Darussalam (lebih dari 80 dokter), Malaysia (lebih dari 60 dokter), Vietnam (lebih dari 40 dokter), Myanmar dan Kamboja (masing-masing lebih dari 20 dokter), Laos dan Thailand (masing-masing 20 dokter) dan Indonesia (hampir nol dokter).

Farid mengatakan upaya Depkes bersama Depdiknas, KKI dan organisasi profesi untuk meningkatkan rasio jumlah dokter dan penduduk antara lain dengan perencanaan kebutuhan, pemenuhan dan pendayagunaan dokter, ijin pendirian fakultas kedokteran, pemetaan tenaga kesehatan, penyusuan standar dan peraturan perundang-undangan.

Selain itu juga dilakukan percepatan pemenuhan kekurangan kebutuhan dokter spesialis dan pengembangan rumah sakit kelas dunia pada bebarapa rumah sakit pendidikan.

Sedangkan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas, Fasli Jalal mengatakan ada peningkatan yang signifikan dari fakultas kedokteran dari perguruan tinggi negeri (PTN) yaitu 33 persen pada kurun 2002 - 2009 yang sekarang berjumlah 27 fakultas.

Sedangkan peningkatan yang signifikan terjadi pada fakultas kedokteran dari perguruan tinggi swasta (PTS) yaitu 64 persen pada kurun 2002 - 2009 yang sekarang berjumlah 35 fakultas.

Sementara jumlah mahasiswa aktif fakultas kedokteran di PTN dan PTS mulai tahun 2007 cenderung menurun yaitu pada 2007 sekitar 32.000 mahasisawa PTN dan 54.000 mahasiswa PTS, menjadi sekitar 12.500 mahasiswa PTN dan 10.000 mahasiswa PTS pada 2008,

Untuk jumlah lulusan mahasiswa fakultas kedokteran menurun sejak 2007 yaitu sekitar 2.700 mahasiswa PTN dan 2.600 mahasiswa PTS dari sekitar 3.200 mahasiswa PTN dan 2.900 mahasiswa PTS pada 2006.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KKi, Hardi Yusa mengatakan ada tiga pilar pendidikan profesi kedokteran yaitu adanya rumah sakit pendidikan, fakultas kedokteran dan kolegium yang mempunyai standar pendidikan profesi pendidikan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009