Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan penularan COVID-19 di Tanah Air terjadi bersamaan dengan pergerakan manusia dan aktivitas sosialnya sehingga sebaiknya hindari bepergian jika tidak diperlukan sama sekali.
"Ini mendominasi evaluasi kita beberapa minggu terakhir, baik pergerakan sosial, aktivitas sosial, keluar rumah, berada di lingkungan, berada di pasar dan tempat-tempat pertumbuhan ekonomi," kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Termasuk pula pergerakan melintas batas antarpemerintahan yang pada hakikatnya tidak mungkin dapat dicegah sepenuhnya.
Ia mengatakan konsep pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ialah dalam rangka mengatur mobilitas sosial dimana pergerakan manusia merupakan faktor utama dalam membawa COVID-19.
Sehingga inilah yang perlu menjadi perhatian bersama sebab penularan penyakit akan bergerak bersamaan dengan pergerakan manusia itu sendiri.
Di satu sisi, pemerintah memaklumi adanya tradisi yang sudah dilakukan bertahun-tahun menjelang Idul Fitri, termasuk tradisi untuk dapat bersilaturahim dengan saudara, kerabat dan warga sekitar.
Begitu pula tradisi untuk menyiapkan perayaan kemenangan di Idul Fitri, misalnya dengan membeli baju baru dan menyajikan makanan terbaik yang bisa diberikan.
"Hal itu merupakan sesuatu yang positif, namun dalam situasi sekarang semestinya dapat dilakukan dengan menyiasati untuk tetap aman dari kemungkinan tertular COVID-19," kata dia.
Ia menegaskan tidak ada larangan membeli baju baru ataupun larangan pergi ke pasar, tapi tetap dengan etika menggunakan dan menaati segala protokol kesehatan mulai dari menjaga jarak, menggunakan masker serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Sebab, itulah cara paling bijak dalam menyikapi hal tersebut.
"Mari kita lindungi keluarga kita dengan membiasakan diri untuk menerapkan protokol kesehatan dalam semua aspek kehidupan," ujarnya.
Apalagi, kata dia, sesuai dengan arahan Presiden untuk fokus berupaya memutus mata rantai penularan COVID-19 secara bersama dan terkoordinasi dengan baik mulai dari tingkat keluarga, RT, RW, desa, kelurahan, nagari hingga kabupaten, kota, provinsi dan nasional.
Segala sesuatunya membutuhkan satu sistem yang terkoordinasi dengan baik karena tidak mungkin klaster epidemologi dibatasi oleh sistem pemerintahan termasuk pula pergerakan manusia, aktivitas sosial yang seringkali harus melintas batas administrasi.
"Oleh karena itu, bekerja sama jadi suatu hal yang mutlak dan tidak mungkin kita hindarkan. Jika tidak dihadapi bersama, tentu akan semakin menyulitkan," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020