Solo (ANTARA News) - Pengamanan ketat yang dilakukan di sekitar rumah Air Setyawan dan Eko Joko Sarjono membuat suasana Kampung Brengosan, Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah, mencekam.

Di setiap ujung jalan menuju rumah kedua tersangka teroris yang tewas tertembak oleh Densus 88 di Jati Asih, Bekasi, dijaga puluhan orang.

Adanya larangan untuk meliput yang ditujukan kepada salah satu stasiun swasta membuat orang-orang yang menjaga di setiap ujung jalan tersebut selalu menanyai identitas wartawan yang akan meliput.

"Tindakan pengamanan ini kami lakukan berdasarkan permintaan keluarga," kata koordinator pengamanan tersebut, Ahmad Sigit di Solo, Kamis.

Dia mengatakan, semua wartawan yang akan meliput diharapkan menyerahkan kartu identitas wartawan.

"Pembatasan ini kami dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan yang dilakukan oknum massa yang ada di tempat ini terhadap wartawan yang ada, terutama wartawan dari media yang kami larang meliput," katanya.

Menurutnya, sebagian dari massa yang ada masih sensitif terhadap pemberitaan mengenai Air dan Eko dari stasiun televisi tersebut.

Selain di setiap ujung jalan, di bebrapa titik kampung tersebut puluhan orang lainnya juga melakukan penjagaan.

Hanya sedikit warga setempat yang berada di titik-titik yang dijaga oleh massa tersebut.

Sementara itu, suasana mencekam tersebut sudah terjadi sejak Rabu malam setelah terjadi kericuhan antara kepolisian dan massa yang menjaga lingkungan rumah Eko dan Air.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari sejumlah warga, insiden tersebut diakibatkan oleh pelepasan spanduk bertulis "`Selamat datang pahlawan Islam Asy-syahid: Air Setiawan - Eko Joko Sarjono. (Jihad Still Continue)" secara paksa oleh pihak kepolisian.

Menurut seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya, massa yang berasal dari salah satu organisasi massa Islam tersebut keberatan dengan tindakan pelepasan spanduk yang dilakukan secara diam-diam.

"Bahkan, saya melihat ada dua polisi pamong praja yang ikut dalam rombongan polisi menjadi korban pemukulan pada kericuhan itu," kata saksi mata tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009