Kabul (ANTARA News/AFP) - Tujuh polisi Afghanistan tewas dan tujuh lain cedera dalam dua serangan terpisah di ibukota, Kabul, dan di wilayah utara negara itu, kata sejumlah pejabat, Rabu.

Satu tim ahli bom kepolisian sedang kembali ke Kabul pada Selasa larut malam setelah menjinakkan sebuah bom di distrik Paghman, sekitar 30 kilometer sebelah barat ibukota Afghanistan tersebut, ketika kendaraan mereka diserang oleh bom pinggir jalan, kata kementerian dalam negeri.

"Lima polisi yang berani menjadi syuhada dan empat orang lain terluka," kata jurubicara kementerian itu Zemarai Bashary kepada AFP.

Beshary menuduh serangan itu dilakukan oleh "musuh-musuh perdamaian dan stabilitas", sebuah istilah yang digunakan oleh pihak berwenang Afghanistan untuk milisi Taliban. Ia mengatakan, bom itu diledakkan dari jarak jauh.

Militan juga menyerang sebuah bangunan pemerintah di distrik Archi, di provinsi Kunduz, Afghanistan utara, menewaskan kepala kepolisian wilayah itu dan seorang pengawal, kata Gubernur Shaik Dadi.

Setelah militan menyerang bangunan tersebut, kepala kepolisian itu keluar dari kantornya untuk membantu, kata Dadi. "Taliban menyerang dan membunuhnya."

"Kepala kepolisian wilayah Archi dan salah seorang pengawalnya tewas dan tiga polisi lain terluka, " tambahnya.

Presiden Hamid Karzai menghormati "pengorbanan patriotik" kepala kepolisian tersebut.

Penduduk setempat mengatakan, gerilyawan membakar kantor pemerintah wilayah itu.

Serangan-serangan Taliban terhadap aparat keamanan Afghanistan serta pasukan asing meningkat dan puncak kekerasan terjadi hanya beberapa pekan menjelang pemilihan umum presiden dan dewan provinsi pada 20 Agustus.

Menurut situs independen icasualties.org, 76 prajurit asing tewas pada Juli -- bulan paling mematikan bagi pasukan internasional di Afghanistan. Sepanjang tahun ini 242 prajurit asing tewas di negara itu, sebagian besar akibat serangan-serangan musuh.

Terdapat sekitar 100.000 prajurit internasional, terutama dari AS, Inggris dan Kanada, yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi pemberontakan yang dikobarkan sisa-sisa Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni tahun lalu, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh di antaranya militan berhasil kabur.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Antara 8.000 dan 10.000 prajurit internasional akan bergabung dengan pasukan militer pimpinan NATO yang mencakup sekitar 60.000 personel di Afghanistan untuk mengamankan pemilihan presiden Afghanistan pada 20 Agustus, kata aliansi itu.

Pemilu yang akan menetapkan presiden dan dewan provinsi itu dipandang sebagai ujian bagi upaya internasional untuk membantu menciptakan demokrasi di Afghanistan, namun pemungutan suara tersebut dilakukan ketika kekerasan yang dipimpin Taliban mencapai tingkat tertinggi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009