Jakarta (ANTARA News) - Awarding Night Black Innovation Awards 2009 mampu berlangsung lancar, meriah dan sarat kejutan. Mengambil tempat di Cilandak Town Square, Sabtu (8/8) lalu semarak acara dari mulai setting-an karya finalis BIA mulai dari tahun 2007 hingga 2008 serta suguhan performer yang ditampilkan memang luar biasa.
Suasana makin riuh tatkala ke-20 finalis dikumpulkan bersama di panggung utama untuk diperkenalkan kepada masyarakat selain juga pemanggilan nama-nama mereka yang berhak untuk menyandang predikat juara BIA 2009 di masing-masing kategorinya, demikian siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu.
Nama pertama yang keluar ialah Arif Kurianto sang inovator Blind Gaple. Alat ini sendiri merupakan satu bentuk permainan gaple unik yang dirancang bagi para tuna netra lewat permukaan kartu yang tidak rata. Dengan blind gaple, para tuna netra dapat saling bermain gaple tidak hanya dengan sesama tuna netra tapi juga bisa dilakukan dengan orang normal.
Nama berikutnya yang keluar tak lain adalah sang perancang Bagcamp, Muhammad Rois Abidin. Karyanya layak jadi juara mengingat tas hasil kreasi idenya bisa dibuat menyatu antara tas punggung keren dengan tenda di dalamnya.
Ketiga adalah sang inovator Templast Sampah yaitu Bharoto Yekti S.Ds. Pria bersahaja ini memang punya terobosan luar biasa dengan membuat kantong sampah dengan berbagai ukuran dalam satu tempat.
Pemenang berikutnya kembali diraih Muhammad Rois Abidin lewat karya inovatifnya yanng berhubungan dengan buah-buahan yaitu Cankingz. Satu ide yang sederhana namun dikemas menarik dengan suatu alat yang mampu mempermudah membawa durian agar lebih aman dan nyaman. Dengan alat ini bau tajam dari durian bisa terminimalisir disamping fungsi lainnya yang bisa jadi radio.
Keempat pemenang BIA 2009 merupakan hasil pilihan dewan juri yang masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp. 25 Juta kecuali Muhammad Rois Abidin yang langsung menggondol Rp. 50 Juta karena 2 karya inovatifnya keluar sebagai pemenang.
Satu lagi nama pemenang favorit merupakan karya inovatif yang dipilih berdasarkan voting terbanyak pilihan masyarakat di situs www.blackinnovationawards.com. Dari hasil voting ini terpilih E.B.I (Economic Bath Installation) karya Dika Gusti Nugraha.
Karya Dika banyak menarik perhatian khalayak terutama karena isu yang diangkat seputar penggunaan air. Dengan E.B.I semua kegiatan di kamar mandi dapat terakomodir dalam 1 alat yang terdiri dari penggabungan perangkat mandi menjadi satu kesatuan.
Salah satu juri, Sigi Wimala, menyatakan kekagumannya terhadap ide-ide orisinil tapi sederhana yang ditawarkan para inventor.
"Banyak konsep-konsep sederhana yang menarik, yang sebelumnya tak terpikir oleh kebanyakan orang," katanya ketika ditemui pada malam final Djarum Black Innovation Awards di Cilandak Town Square, Sabtu (8/8).
Sigi pun berharap ajang Djarum Black Innovation Awards bisa digelar tiap tahun karena semakin banyak saja hasil penemuan yang didaftarkakn untuk ikut serta.
"Pada penyelenggaraan kali ini setidaknya ada 1.400 inovasi yang terdaftar dan itu harus disaring menjadi 50 semi finalis, 25 finalis dan kemudian dipilih tiga terbaik. Sangat kompetitif," kata gadis yang belakangan ini juga berprofesi sebagai produsen fillm layar lebar itu. (*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009