Seorang juru bicara Spotify mengkonfirmasi perpanjangan tersebut, dan mengatakan akan terus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan karyawannya.
"Sebelumnya hari ini, kami mengumumkan perpanjangan pengaturan kerja-dari-rumah kami untuk semua karyawan Spotify secara global. Kami akan terus melacak pedoman pemerintah daerah kota-demi-kota dan mengambil pendekatan bertahap membuka kantor kami ketika kami menganggap aman untuk melakukannya," kata perwakilan Spotify.
"Kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah prioritas utama kami. Tidak ada karyawan yang akan diminta untuk datang ke kantor dan dapat memilih untuk bekerja dari rumah hingga akhir tahun," ujarnya menambahkan.
Spotify bergabung dengan perusahaan internet lain yang memperluas kebijakan kerja-dari-rumah hingga akhir 2020, termasuk Facebook dan Google.
Sementara itu, perusahaan lain termasuk Twitter akan membiarkan staf bekerja dari rumah tanpa batas waktu jika mereka mampu.
Menurut laporan fiskal tahunan terbarunya, Spotify mempekerjakan 4.405 orang secara penuh waktu di seluruh dunia pada 2019, dengan 2.121 di Amerika Serikat dan 1.437 di Swedia, dan memiliki "kantor dan/atau operasi di 79 negara dan wilayah di seluruh dunia".
Dalam laporan pendapatannya bulan lalu, perusahaan mengatakan akan memperlambat perekrutan untuk sisa tahun 2020 "sampai kita memiliki visibilitas yang lebih baik ke dalam dampak ekonomi COVID-19," dan telah mengurangi jumlah karyawan terbuka sekitar 30 persen dari ekspektasi pertumbuhan sebelumnya.
Meski begitu, Spotify mengatakan masih mempekerjakan dan jumlah karyawan diproyeksikan meningkat 15 persen untuk tahun ini, menurut juru bicara. Pada akhir kuarter satu, perusahaan memiliki 5.779 karyawan penuh waktu secara global.
Baca juga: Twitter izinkan karyawan WFH selamanya
Baca juga: Musisi soroti pembagian upah streaming saat "lockdown"
Baca juga: Spotify sebut lagu "santai" makin populer di tengah isolasi diri
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020