Mojokerto (ANTARA News) - Masyarakat di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diminta tidak panik menyusul ditemukannya dua pasien yang positif mengidap penyakit flu babi.

"Meski telah ditemukan dua siswa yang terjangkit virus flu babi, kami meminta kepada masyarakat di Kabupaten Mojokerto supaya tidak panik dalam menyikapi keadaan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Nur Widjiantoro, Rabu.

Ia mengemukakan, obat flu saat ini selalu disediakan di setiap poliklinik, Puskesmas, RSUD, dan apotik guna menyembuhkan penyakit ini.

"Jika masyarakat terasa badaya tidak enak, panas, batuk, pusing, dan pilek segera periksa ke tempat pelayanan kesehatan," katanya.

Pihaknya juga meminta kepada tempat pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Mojokerto supaya mau melayani masyarakat yang terserang flu selama 24 jam.

"Kami sudah perintahkan semua pengelola pelayanan kesehatan memberikan pelayanan maksimal kesehatan kepada warga masyarakat terutama yang terserang penyakit flu," katanya.

Selain itu, lanjut ia, Dinkes Kabupaten Mojokerto juga menerjunkan anggota kesehatan ke desa-desa secara bergiliran dan bertahap dicurigai ada penderita flu. Dinkes juga meningaktkan penyuluhan tata cara menghadapi, mnghindari serta mengatasi serangan flu tersebut.

Salah satunya agar tak tertular flu, warga diminta meningkatkan stamina agar tetap sehat. Selain itu, istiharat cukup, menghindari udara kotor atau berdebu, mengurangi meminum es, dan secara rutin mengkonsumi vitamin.

Ia juga meminta kepada sekolah - sekolah yang ada di Kabupaten Mojokerto supaya memaksimalkan unit kesehatan sekolah (UKS) untuk melakukan pemantauan kesehatan para siswa.

Dengan demikian, jika ada siswa atau guru yang mengalami gejala flu, dapat segera diobati. Kalau perlu siswa atau guru yang mengalami gejala flu tersebut dapat segera dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

"Kami berharap dengan upaya ini, pemantauan kesehatan masyarakat bisa dioptimalkan. Dan kalau ditemukan suspect A H1N1 bisa segera ditindaklanjuti dan diantisipasi," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009