Timika, (ANTARA News) - Sebuah bis yang digunakan untuk mengangkut karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) ditembak orang tak dikenal di sekitar Mile 45 ruas jalan penghubung Tembagapura-Timika, Rabu sekitar pukul 07.00 WIT.
Informasi yang dihimpun ANTARA di Timika, Rabu menyebutkan saat itu bis bernomor lambung 01-194 yang dikemudikan Jemy Muntu tersebut baru usai mengantar karyawan PTFI yang hendak menuju Tembagapura di Mile 50.
Saat kembali ke Mile 28, bis nahas tersebut diberondong tembakan peluru tajam pada bagian lambung kiri dan kanan.
Saat itu, hanya Jemy Muntu yang berada dalam bis naas itu dan yang bersangkutan dilaporkan tidak mengalami cedera sedikitpun.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Drs Agus Rianto membenarkan terjadi penembakan bis karyawan PTFI di Mile 45, ruas jalan Tembagapura-Timika.
"Memang benar ada kejadian tersebut di Mile 45," katanya.
Beberapa saat setelah kejadian, sejumlah anggota pos Satgas Amole VI dan personil pos pengamanan gabungan PTFI langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan awal.
Barang bukti berupa bis saat ini sudah dievakuasi ke Mapolres Mimika untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kasus penembakan bis karyawan PTFI kali ini menambah panjang kerawanan kamtibmas di areal PTFI selama kurun waktu satu bulan terakhir.
Kasus pertama terjadi bersamaan dengan pelaksanaan Pilpres 8 Juli ketika sebuah mobil PTFI dibakar sekelompok orang tidak dikenal di Mile 71.
Terkait kasus ini, polisi menetapkan delapan orang sebagai tersangka yang keseluruhannya merupakan warga sipil.
Teror kembali mengguncang PTFI dengan penembakan warga negara Australia, Drew Nicholas Grant, 11 Juli di Mile 52.
Selanjutnya, seorang petugas keamanan PTFI atas nama Markus Rate Alo juga menjadi korban setelah diberondong peluru oleh orang tak dikenal di Mile 51 pada Minggu (12/7).
Berselang sehari kemudian, Bripda Marson anggota Provos Satgas Amole VI ditemukan tewas di Mile 51.
Pada 14 Juli, lima anggota Brimob Detasemen B Polda Papua diberondong tembakan di Mile 53 yang mengakibatkan kelima aparat tersebut mengalami luka tembak.
Hingga kini pihak kepolisian belum dapat mengungkap siapa dalang utama di balik berbagai kasus teror yang mengguncang PTFI tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009