Jakarta (ANTARA) - Politisi hingga organisasi konservasi dunia memuji Strategi Keanekaragaman Hayati baru yang dikeluarkan Komisi Eropa menjelang Hari Keanekaragaman Hayati Dunia dianggap transformatif dalam upaya membawa alam kembali ke kehidupan penduduk Bumi.

Mantan Presiden Irlandia Mary Robinson dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis mengatakan sangat menarik bahwa Strategi Keanekaragaman Hayati Uni Eropa mencakup komitmen untuk melindungi setidaknya 30 persen tanah dan laut pada 2030 dan untuk mendukung tujuan yang sama di tingkat global.

"Saya senang melihat pengakuan yang semakin besar tentang peran yang dapat dimainkan dengan perluasan kawasan lindung dalam mengatasi perubahan iklim, mencegah kepunahan satwa liar, dan perlindungan ekonomi kami. Saya harap Uni Eropa akan memimpin seluruh dunia dalam mengadopsi target yang sama untuk melindungi lebih banyak lagi alam kita dan untuk melakukan langkah urgensi yang dibutuhkan dalam sejarah," ujar dia.

Strategi tersebut merupakan respons berani terhadap kebutuhan mendesak untuk mencegah kepunahan massal tanaman dan hewan yang sedang berlangsung. Selain itu juga membahas kebutuhan mendesak untuk mencegah pandemi di masa depan, dan menghentikan perubahan iklim yang tak terkendali.

“Dengan strategi ini, Komisi Eropa menunjukkan kepemimpinan globalnya untuk mengakhiri penghancuran dunia alami. Dengan melakukan hal itu, mereka mengeluarkan penangkal yang kuat untuk hilangnya keanekaragaman hayati, kelaparan, perubahan iklim, dan resesi ekonomi - serta munculnya penyakit, seperti COVID-19,” kata Explorer-in-Residence at the National Geographic Society Enric Sala.

Komitmen untuk melindungi setidaknya 30 persen Planet Bumi pada 2030 dari blok 27 negara kuat di Eropa menandai langkah penting menuju tercapainya kesepakatan global yang ambisius untuk alam di Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati COP15, yang diperkirakan akan berlangsung di Kunming, Cina pada 2021.

Para ilmuwan menyatakan bahwa melindungi setidaknya sepertiga dari planet ini adalah minimum yang diperlukan untuk mengatasi kepunahan yang tak terkendali, mengurangi perubahan iklim, menyediakan udara dan air bersih, dan mendukung industri yang bergantung pada alam seperti kehutanan, pertanian, dan perikanan.

Selain melindungi alam, strategi baru Uni Eropa tersebut juga mengakui kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pendanaan untuk melindungi alam dan keanekaragaman hayati dan menjanjikan 20 miliar Euro per tahun untuk alam. Strategi itu juga menunjukkan perlunya membuka kunci dana publik lainnya serta investasi swasta.

Organisasi konservasi Campaign for Nature menghargai bahwa Uni Eropa akan meningkatkan upayanya untuk meningkatkan implementasi dan akuntabilitas oleh negara-negara anggota. Itu sangat penting agar tidak mengulangi kegagalan-kegagalan pelaksanaan pada strategi masa lalu yang memiliki konsekuensi sangat negatif bagi keanekaragaman hayati di Eropa.

Strategi keanekaragaman hayati Uni Eropa tersebut menawarkan dukungan kuat terhadap Kerangka Keanekaragaman Hayati Pasca 2020 yang ambisius di KTT keanekaragaman hayati global yang akan diadakan di Kunming, China pada 2021. Delegasi dari 190 negara akan berkumpul pada 2021 pada pertemuan tersebut sekaliber dengan KTT Iklim Paris tahun 2015, untuk menyetujui rencana aksi untuk mengakhiri krisis keanekaragaman hayati.

“Strategi ini mencerminkan karakteristik transformatif utama yang diperlukan untuk mengatasi krisis keanekaragaman hayati secara efektif. Kami senang melihat Komisi Eropa mendukung dan mempromosikan perlindungan 30 persen dari tanah dan laut kami pada tahun 2030,” kata Campaign for Nature perwakilan Eropa Georg Schwede.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020