"Bantuan seberat empat ton lebih ini dikirimkan atas dasar kemanusiaan. Di samping itu PMI sebagai saudara tua CVTL selayaknya membantu, apalagi Indonesia bertetangga dengan Timor Leste, sehingga kami punya komitmen untuk saling bantu," kata Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, PMI dengan CVTL memiliki perjanjian bersama dalam penanganan COVID-19. Perjanjian tersebut dalam aksi kemanusiaan, di antaranya menyangkut perbantuan logistik. Lanjut dia, dua lembaga kemanusiaan ini mempunyai hubungan yang khusus, termasuk rencana kerja sama yang tertuang dalam MoU.
Sementara itu, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi mengatakan paket yang dikirimkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta, ini berisi 500 buah masker respirator, 500 baju hazmat, 500 kacamata gogless, pelindung wajah sebanyak 5.000 buah, alat penyemprot sebanyak 10 unit, serta 10 alat pengukur suhu.
Bantuan logistik itu dikirimkan pada Jumat (15/5) dan diperkirakan sampai pada 1 Juni mendatang. Ia berharap, bantuan tersebut dapat membantu Palang Merah Timor Leste dalam upaya memerangi virus mematikan tersebut.
Meski PMI juga mengalami persoalan yang sama, yakni kekurangan logistik, namun pihaknya tetap berinisiatif membantu CVTL, karena saat ini mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD), khususnya untuk para tenaga medis.
Selain kerja sama dalam hal pemenuhan kebutuhan logistik, joint action plan ini juga merambah penanganan wabah di perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan melakukan sejumlah kegiatan.
Dia menjelaskan, di Kabupaten Belu dan Alaka, Nusa Tenggara Timur, kegiatannya antara lain restoring family link bagi pelajar di Atambua, promosi kesehatan, spraying, edukasi di Indoenesia maupun Timor Leste.
"Kerja sama berlangsung mulai Juni hingga Agustus didanai oleh Red Ready dari USAID dan juga didukung Federasi Internasional Palang Merah (IFRC)," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020