Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memperkirakan, pengoperasian proyek pembangunan pembangkit berbahan batubara dengan daya 10.000 MW pada 2010 sedikitnya bakal menghemat Rp10 triliun, kata Dirut PLN Fahmi Mochtar di Jakarta, Selasa.
Dia melanjutkan, pada 2010, sebagian besar proyek 10.000 MW sudah mulai beroperasi sehingga biaya bahan bakar pembangkit bisa sangat dihemat.
Pada 2009 ini, sebagian kecil atau hanya ada tiga dari 35 proyek 10.000 MW yang ditargetkan beroperasi yakni PLTU Labuan, Rembang, dan Indramayu, paparnya.
Namun, pada 2010, proyek 10.000 MW akan lebih banyak beroperasi dan sebagian kecil sisanya baru mulai 2011.
Penghematan tersebut dihitung dari selisih biaya bahan bakar pembangkit 10.000 MW yang memakai batubara dengan bahan bakar minyak seperti solar dan minyak bakar.
Selain penghematan, menurut Fahmi, pengoperasian proyek 10.000 MW juga bakal mengatasi pemadaman listrik yang masih terjadi di sejumlah wilayah, apalagi saat ini beban daya industri sudah mulai pulih setelah menurun sejak krisis keuangan global lalu.
Ia mengatakan, beban daya puncak di sistem Jawa-Bali telah meningkat dari 16.200 MW saat awal krisis global pada Oktober 2008 dan kini sudah di atas 16.500 MW.
"Kebutuhan listrik masyarakat sudah lebih tinggi dari sebelum krisis keuangan. Ini bisa saja merupakan indikasi perekonomian sudah mulai pulih kembali," ujarnya.
Selain pemakaian batubara, penghematan lainnya juga berasal dari pengalihan bahan bakar pembangkit yang sebelumnya memakai BBM, menjadi menggunakan gas dan solar ke minyak bakar.
Menurut Fahmi, sejak 1 Agustus 2009, pembangkit berbahan bakar gas dengan daya 100 MW mulai dioperasikan di Medan, selain itu PLN juga akan menambah kapasitas gas di PLTGU Cilegon dari sebelumnya 80 menjadi 120 MMSCFD pada Desember ini dan bertambahnya pasokan gas ke PLTGU Muara Karang dan Priok. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009