Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, di Jakarta, Kamis, mengatakan dari sejarah perjuangan dan pergerakan bangsa Indonesia kita mengetahui bahwa Kebangkitan Nasional yang diprakarsai para pemuda sejak tahun 1908 telah menumbuhkan kesadaran nasional.
"Kesadaran nasional yang berlanjut dengan tercetusnya sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi 17 Agustus 1945. Proses dari Kebangkitan Nasional hingga Sumpah Pemuda memperlihatkan bangsa Indonesia punya 'mukjizat politik' yang membungkam siapapun yang melawan,” kata dia.
Baca juga: Jusuf Kalla: Indonesia harus bersatu melawan COVID-19
Baca juga: Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Kementerian PUPR luncurkan PUPR TV
Dari Kebangkitan Nasional hingga Sumpah Pemuda lanjut dia lahir rumusan yang lebih terfokus untuk bersatu membangun negara nasional.
Memang proses tersebut kata Yudian secara pelan dengan benih-benih yang terlihat kecil dan sederhana, namun membuahkan kesabaran yang menghasilkan kemerdekaan Indonesia.
"Kemerdekaan bukan sekedar wilayah tertentu tetapi berlipat-lipat dari semua wilayah yang pernah diperjuangkan para pahlawan-pahlawan lokal seperti Pangeran Dipenogoro, Teuku Umar, Imam Bonjol ataupun Sultan Hasanudin,” ucapnya.
Menurut dia tidak pernah dalam sejarah dunia sebelumnya, ketika keadaan terjajah, kemudian para penguasa lokal atau raja-raja di seluruh nusantara begitu mudah dan ikhlas menyerahkan kekuasaan mereka dengan segala konsekuensi konstitusionalnya kepada suatu negara baru yang baru sekedar nama pada saat itu.
Dengan Kebangkitan Nasional, Yudian mengatakan kita dipersatukan secara nasional dan bisa menyatakan Proklamasi kemerdekaan dengan tanpa pertumpahan darah.
"Karenanya kita patut bersyukur, antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan hasil dari Kebangkitan Nasional berupa Negara Kesatuan RI dengan falasafahnya Pancasila. Kita mesti bisa mengoptimalkan semua bidang yang ada,” ujarnya.
Baca juga: Hari Kebangkitan Nasional, KKP tangkap dua kapal asing
Baca juga: Firli: Semangat kebangkitan nasional diperlukan untuk berantas korupsi
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020