Batam (ANTARA News) - Harga telur di pasar Batam naik hingga 25 persen, dari Rp23.000 per papan (isi 30 butir) menjadi Rp29.000 per papan.
"Harga telur naik cukup tinggi, sekarang harganya sudah Rp29.000," kata Kepala Dinas Perdagangan, Industri, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan harga telur akibat distribusi dan harga dari Medan meningkat.
"Biasalah, dari dulu masalahnya dari Medan," kata dia.
Pasokan telur Batam selama ini berasal dari Medan dan pulau kecil "hinterland" Batam.
Menurut Kadinas, peternak Batam hanya mampu memasok 10 hingga 20 persen kebutuhan warga.
"Kita tergantung penuh dengan Medan, ini tidak bagus," katanya.
Distribusi bahan pangan dari Medan ke Batam tergantung pada keadaan cuaca karena diangkut menggunakan transportasi air, Kapal Kelud. Jika gelombang air tinggi, maka distribusi terganggu.
Meski begitu, ia mengatakan pasokan telur menjelang Ramadan, cukup.
Sementara itu, beberapa warga Batam meminta pemerintah kota turun tangan untuk menekan harga telur yang semakin tinggi.
"Sekarang ini menjelang puasa, pemerintah harus turun tangan agar harga telur tidak semakin tinggi," kata Rusdiansyah, warga Batu Aji.
Ia meminta pemerintah kota mendorong agar telur bisa diimpor dari negara tetangga.
"Batam sudah FTZ, kalau telur dari Medan susah, kenapa tidak diimpor," kata dia.
Si tempat terpisah, warga Tiban Capo mengatakan pemerintah harus mengintervensi harga telur menjelang Ramadan.
"Pemerintah harus intervensi harga, kalau tidak, harga telur terus melambung, atau langka, karena ini menjelang Ramadan," kata dia. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009