Dirut PLN Fahmi Mochtar di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya tidak keberatan membeli harga gas Senoro sesuai kondisi pasar asalkan saling menguntungkan.
"Artinya, PLN tidak membeli gas dengan harga yang terlalu mahal dan produsen gas juga mendapat marjin yang wajar," katanya.
Menurut dia, selama ini, PLN juga selalu membeli gas dengan mengikuti harga pasar.
Ia menambahkan, saat ini PLN mengalami kekurangan pasokan gas yang cukup besar, sehingga proyek Senoro merupakan salah satu alternatif pasokan.
Apalagi, lanjutnya, gas merupakan bahan bakar pembangkit yang jauh lebih murah ketimbang bahan bakar minyak (BBM) seperti solar dan minyak bakar.
"Selain juga, gas merupakan energi yang bersih lingkungan," ujarnya.
Fahmi juga mengatakan, gas Senoro bisa diperuntukkan bagi pembangunan terminal LNG yang direncanakan dibangun bersama PT Pertamina dan PT PGN Tbk di Jakarta dan Sumut.
Pemerintah sudah memutuskan proyek pengembangan gas Senoro diperuntukkan bagi konsumen domestik.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro juga telah meminta konsorsium perusahaan yang akan membangun proyek Senoro yakni Pertamina, Medco, dan Mitsubishi mencari konsumen domestik yang berminat.
Padahal sebelumnya, konsorsium sudah merencanakan ekspor dan telah mengikat kesepakatan dengan dua pembeli Jepang yakni Kansai dan Chubu Electric Power. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009