Paris (ANTARA News) - Kedutaan Prancis di Teheran menyatakan bersedia menampung para pemrotes pascapemilihan presiden Iran yang dikejar-kejar polisi, kata Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner Senin.
"Apa yang dikatakan Sabtu adalah benar, jika para pemrotes memilih minta mengungsi ke kedutaan Prancis, diinstruksikan untuk membuka pintu," kata Kouchner dikutip oleh surat kabar Le Parisien/Aujourd`hui en France.
"Ini adalah perintah Eropa. Ini adalah tradisi demokrasi kami," katanya menambahkan.
Seorang petugas seksi kebudayaan kedutaan Prancis, Nazak Afshar, diajukan dalam pengadilan Sabtu, dalam persidangan massa kedua terhadap orang-orang yang dituduh terlibat dalam demonstrasi terhadap terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden.
Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, Afshar mengatakan, di dalam persidangan bahwa mereka diinstruksikan untuk menampung para pemrotes pascapemilihan dalam kasus bentrokan dengan polisi di depan gedung kedutaan tersebut.
Mengomentari kasus Clotilde Reiss, akademisi Prancis berumur 24 tahun yang menurut IRNA mengaku dalam persidangan Sabtu, bahwa dia dilaporkan turut ambil bagian dalam demonstrasi ke kedutaan Prancis, Kouchner mengatakan, tuduhan terhadapnya `sepenuhnya tidak berdasar.`
"Pengakuan-pengakuan tersebut mungkin saja dilakukan di bawah tekanan," kata Kouchner seperti dilaporkan AFP.
Negara-negara Eropa telah menyeru kepada pemerintah Iran, agar membebaskan Afshar, Reiss dan staf kedutaan Inggris Hossein Rassam, yang juga dihadapkan di pengadilan Sabtu.
Pesaing utama Ahmadinejad, Mir Hossein Mousavi, dituduh menentang hasil pemilihan presiden 12 Juni, yang kemudian memicu meluasnya aksi-aksi protes yang diperkirakan menewaskan 30 orang, ratusan cedera dan beberapa ribu ditahan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Bukanye ke negara Arab atau sodara2nya.