Solo (ANTARA News) - Keluarga Air Setyawan, salah satu orang yang diduga menjadi anak buah Noordin M Top, melarang wartawan melakukan wawancara. Larangan wawancara terpasang di dua buah papan yang ditaruh di bagian depan rumah Air Setyawan di Solo, Senin.

Di papan tersebut tertulis antara lain "Sementara tidak menerima tamu!!! Kecuali Keluarga." dan "Dilarang tanya jawab! Capek dehh!".

Selain itu, pihak keluarga yang berada di depan rumah langsung menolak kehadiran wartawan ketika wartawan akan memasuki halaman rumah yang berada di RT 3, RW 12, Kampung Brengosan, Laweyan, Kota Solo.

Salah seorang keluarga langsung memberikan komentar sebelum wartawan bertanya, "Tidak ada jawaban dari kami.".

Seorang lainnya yang juga enggan menyebutkan namanya menambahkan, "Sudah terlalu banyak wartawan yang bertanya, sekarang kami sudah lelah memberi jawaban."

Suasana rumah yang sejak kemarin sudah terlihat dipersiapkan untuk menyambut jenazah saat ini semakin ramai dengan datangnya anggota keluarga dan tetangga lainnya.

Selain itu, sebuah tenda peneduh yang terbuat dari anyaman bambu juga sudah terpasang di halaman rumah yang berada di pinggiran jalur rel kereta api Solo-Yogyakarta.

"Pemasangan tenda tersebut sudah dilakukan sejak Minggu sore (9/8)," kata ketua RT setempat, Sudadi.

Sementara itu, suasana di rumah Eko Joko Sarjono, seorang lainnya yang juga diduga sebagai anak buah Noordin M Top, terlihat lengang dan di bagian pintu masuk rumah terdapat kertas bertulisan "Untuk sementara tidak menerima tamu.".

Seorang tetangga yang rumahnya berada di samping rumah Eko Joko Sarjono, Sumarno mengatakan, pihak keluarga sudah tidak terlihat berada di rumah tersebut sejak Minggu.

Pada pemberitaan sebelumnya, Air Setyawan dan Eko Joko Sarjono tewas ditembak aparat Densus 88 Mabes Polri dalam sebuah penyergapan di Perumahan Puri Nusa Pala, RT 04 RW 12 blok D nomor 12, Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi pada Sabtu pagi (8/8).

Saat ini keluarga Eko Joko Sarjono dan Air Setiawan yang datang ke RS Polri Kramat Jati, belum bisa mengambil kedua mayat tersebut karena mereka masih menunggu hasil tes sampel darah DNA yang diperkirakan akan selesai dalam tiga sampai lima hari. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009