Yogyakarta (ANTARA) - Pakar Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) R Dwi Budiningsari menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan kadar gizi antara telur ayam infertil dengan telur ayam fertil yang disebut juga sebagai telur HE (hatching egg).
"Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan adanya perbedaan kandungan gizi antara telur fertil dan telur infertil," kata Dwi melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu.
Baca juga: Kolaborasi global galakkan produksi telur ayam bebas sangkar di Asia
Menurutnya, kedua kategori telur tersebut sama-sama aman dikonsumsi, akan tetapi keduanya harus masih sama-sama layak atau belum busuk.
Daya simpan telur fertil atau HE (hatching egg), lanjut dia, lebih pendek sehingga lebih cepat membusuk karena hanya bertahan selama tujuh hari. Sedangkan telur ayam ras yang dihasilkan peternak layer bisa bertahan selama 30 hari di suhu ruangan.
Perbedaan mendasar antara telur fertil dan infertil, kata dia, terletak pada ada atau tidaknya sperma ayam jantan.
"Telur infertil bukan telur untuk ditetaskan. Telur yang terbentuk tidak mengandung sperma ayam pejantan. Sedangkan pada telur fertil merupakan telur yang dapat ditetaskan karena di dalamnya terdapat sperma pejantan," kata dia.
Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan DIY ini menjelaskan bahwa ayam betina bisa bertelur, baik melalui kawin dengan pejantan maupun tidak melalui proses perkawinan.
Baca juga: Hoaks, empat ton telur bansos Pemprov Jabar busuk
Baca juga: Ridwan Kamil pastikan telur bansos provinsi berkualitas
Ayam betina, menurut dia, tetap menghasilkan telur tanpa perkawinan selama masih diberikan makanan dengan baik. Sementara pada telur fertil bisa ditetaskan karena dibuahi oleh pejantan.
"Telur ayam fertil maupun infertil semuanya aman dimakan. Yang membedakan hanya ada sperma atau tidak di dalamnya," kata Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan FK-KMK UGM ini.
Sementara terkait kandungan gizi pada telur ayam, dia menyebutkan telur ayam kaya akan nilai gizi terutama protein yang bernilai tinggi.
Telur, kata dia, digunakan sebagai standar protein sejumlah makanan atau diistilahkan dengan Protein Senilai Telur (PST). Kandungan protein telur dijadikan standar dan diberi nilai maksimal yaitu 100. Sementara itu, pada bahan pangan lainnya disetarakan dengan kandungan protein telur yang umumnya mempunyai nilai di bawah 100.
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 Sidoarjo terima 10.000 telur
Baca juga: Ciri telur yang sehat dikonsumsi
Tak hanya itu, lanjutnya, dalam telur ayam juga terkandung lemak serta berbagai macam vitamin seperti vitamin A, B, D, dan E. "Selain itu juga terkandung beragam mineral seperti zat besi, fosfor, selenium, serta asam amino lengkap yang diperlukan bagi tubuh.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020