Hyderabad, India (ANTARA News) - Kabar mengejutkan datang dari markas Tim Nasional Inggris, sehari menjelang dimulainya pertandingan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Hyderabad, India, 10-16 Agustus.

Asosiasi Bulu Tangkis Inggris (BAE), pada Minggu (9/8), memutuskan menarik delapan pemainnya dari arena kejuaraan yang berlangsung di GMA Bayalogi Indoor Stadium, Gachibowli, Hyderabad.

Kedelapan pemain tersebut adalah Andrew Smith, Rajiv Ouseph (tunggal), Anthony Clark, Nathan Robertson, Chris Adcock, Donna Kellogg, Gabby White, dan Jenny Wallwork (semuanya ganda).

Merebaknya isu ancaman teror dari kelompok yang menamakan diri "Lashkar-e Taiba" terhadap pelaksanaan event tahunan tersebut, menjadi alasan utama mundurnya Timnas Inggris.

Pemain dan ofisial Inggris yang datang ke Hyderabad sejak Kamis (6/8) malam, setelah melakukan persiapan selama beberapa lama di Doha, Qatar, mendapatkan kabar itu dari berita sebuah harian lokal.

Dari diskusi yang dilakukan ofisial dan pejabat BAE serta perwakilan negara tersebut di India, diputuskan untuk menarik semua pemain dan ofisial dari Hyderabad, dengan alasan keselamatan.

"Ini sebuah keputusan yang sulit dan kami sebenarnya sangat tidak menginginkannya. Setelah Olimpiade 2008, ini (kejuaraan dunia) adalah kejuaraan paling prestisius di dunia, tapi kami tidak mau mengambil risiko atas keselamatan pemain, pelatih dan ofisial tim kami," kata Chief Executive BAE, Adrian Christy.

Ia mengatakan aparat keamanan di Hyderabad dan panitia penyelenggara kejuaraan dunia, telah memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan dan keamanan seluruh peserta yang datang dari 44 negara.

"Tapi, keselamatan tetap menjadi paramater penting bagi kami, sehingga dengan berat hati, tim harus kembali pulang secepatnya," tambah Adrian.

Chief Operating Officer BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Thomas Lund, dalam konferensi pers usai pertemuan tim manajer, Minggu, mengatakan BWF, panitia dan aparat keamanan setempat, sebenarnya sudah berusaha menyakinkan tim Inggris, soal ketidakakuratan isu teror tersebut.

Namun, upaya yang negosiasi dan pendekatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil, karena BAE tetap pada keputusannya untuk menarik semua pemain dari kejuaraan dunia.

"Mundurnya pemain Inggris tidak akan mengubah hasil undian yang sudah dilakukan. Sesuai aturan BWF, setiap pemain yang mundur harus membayar denda 250 dolar AS," tambah Lund.

Mantan pemain ganda putra asal Denmark ini memastikan, kecuali Inggris, pebulu tangkis lain dari 43 negara yang berjumlah lebih dari 300 orang, tetap akan melanjutkan kompetisi.

"Kami pastikan tidak ada lagi tim yang mundur. Kami sudah jelaskan soal kondisi yang sebenarnya dan isu teror itu hanya salah persepsi," ujar Lund.

Isu ancaman teror dari Lashkar-e Taiba yang muncul menjelang perayaan kemerdekaan India pada 15 Agustus mendatang, juga diketahui beberapa tim lain, termasuk Indonesia.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Lius Pongoh, mengaku tidak terpengaruh dengan isu tersebut dan telah meminta seluruh pemain untuk konsentrasi pada pertandingan.

"Kami juga dengar itu, tapi panitia dan aparat keamanan sudah menjelaskan semuanya. Jadi, kami tidak perlu khawatir, apalagi sampai ikut-ikutan mundur," kata Lius yang juga ketua rombongan tim Indonesia.


Penjagaan Ketat

Kendati hanya sekedar isu, aparat kepolisian setempat tampaknya tidak ingin kecolongan dan terus meningkatkan pengamanan terhadap kelancaran pelaksanaan kejuaraan dunia itu.

Sejak sepekan terakhir, pengamanan dan penjagaan lebih diperketat. Tidak hanya di BMC Bayalogi Indoor Stadium Gachibowli, namun Bandara Internasional Rajiv Gandhi Hyderabad, hotel atau penginapan peserta, dan sejumlah ruas jalan utama, juga dijaga ekstra ketat.

Di tempat pertandingan misalnya, ratusan aparat kepolisian berjaga-jaga sejak pintu masuk utama komplek olahraga Gachibowli tersebut. Setiap kendaraan yang masuk, diperiksa secara ketat, termasuk bus yang membawa rombongan pemain.

Beberapa pintu masuk ke gedung pertandingan, juga tidak luput dari pengawasan polisi. Panitia, pemain, ofisial tim, hingga wartawan peliput yang datang dari berbagai negara, harus melewati pintu metal detektor dan diubek-ubek barang bawaannya.

Hal serupa juga terlihat di Akademi Bulu Tangkis Pulela Gophicand, yang menjadi tempat latihan tim-tim mancanegara. Puluhan polisi bersenjata berjaga-jaga di sekeliling gedung tersebut.

"Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini, tapi kami harus melakukan ini demi keamanan semuanya," kata petugas kepolisian yang berjaga di pintu masuk Gachibowli Indoor Stadium.

Pejabat Kepolisian Provinsi Cyberabad, S. Prabhakara Reddy menjelaskan lebih kurang 1.000 aparat kepolisian diterjunkan untuk mengamankan ajang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Kota Hyderabad.

Selain itu, puluhan mobil patroli dan pasukan dari Tim Reaksi Cepat (QRTs) Kepolisian Cyberabad, juga diterjunkan ke berbagai lokasi kegiatan, seperti bandara, hotel dan venue.

"Berita ancaman teror dari Lashkar-e Taiba tidak benar dan hanya sekedar isu. Kami jamin pertandingan akan berjalan aman dan lancar. Kami juga minta kepada seluruh tim untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu tersebut," kata Prabakhara.

Sementara itu, ratusan pemain dari 43 negara yang tiba di Hyderabad, telah melakukan pemanasan untuk persiapan menghadapi salah satu kejuaraan bulu tangkis bergengsi di dunia tersebut.

Para pemain dari daratan Eropa, seperti Denmark, Rusia, Swiss, Republik Ceko, dan Irlandia, tampak berlatih dengan serius di BMC Bayalogi Indoor Stadium. Demikian pula, para pemain dari kawasan Asia, seperti China, Korea, Malaysia, dan Thailand.

Mereka tampak bersemangat dan bersenda gurau di sela-sela sesi latihan dan tidak terpengaruh dengan isu ancaman teror yang telah menyebabkan Timnas Inggris, memutuskan mundur dari kejuaraan.

President Asosiasi Bulu Tangkis India (BAI), V.K Verma, secara terpisah menyayang keputusan mundur tim Inggris, tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menghormatinya.

Verma menjelaskan sejak beberapa bulan lalu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk pengamanan event ini, sekaligus mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Yang jelas, pengunduran diri tim nasional Inggris, tidak akan berdampak pada kualitas pertandingan. Karena masih ada 43 negara yang berlaga dengan pemain-pemain berkualitas," tegas Verma.(*)

Pewarta: Oleh Didik Kusbiantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009