Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai pemuda harus memiliki integritas tinggi sebagai anak biologis Pancasila dengan kapasitas unggulan yang berbasiskan budaya yang kuat sehingga ciri khas keindonesiaan tidak boleh luntur karena inflitrasi asing ataupun akulturasi.
Hal itu, menurut Bambang Soesatyo, dalam rangka agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan generasi yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.
"Jati diri Pancasila dengan konsensus Empat Pilar MPR RI harus bisa melebur dalam keseharian anak muda masa kini," kata Bamsoet dalam acara deklarasi Gerakan Generasi Z Indonesia (GENZI) yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tidak ada bangsa besar yang melupakan sejarah perjuangan para pendahulu, tidak ada bangsa yang sukses tanpa bimbingan dan keteladanan para pemimpin sebelumnya, dan tidak ada bangsa yang maju tanpa ide kreatif karya nyata anak mudanya.
Bamsoet menilai lahirnya GENZI bisa menjadi oase atas kebutuhan wadah organisasi kepemudaan yang bisa berkontribusi secara nyata dalam gerak dan laju pembangunan, khususnya pada masa-masa pandemi COVID-19 saat ini.
Baca juga: Pandemi COVID-19, BPIP: Masyarakat praktikkan nilai-nilai Pancasila
Baca juga: Laku Pancasila di Tengah Wabah Corona
Baca juga: Lestari: Duta MPR jadi jembatan komunikasi pemasyarakatan Pancasila
Pandemi COVID-19, kata dia, rupanya tidak menjadi halangan untuk mendeklarasikan GENZI. Bahkan, GENZI bisa menyatukan para generasi Z dari dari Sabang sampai Merauke.
Selanjutnya, mewujudkan misi GENZI untuk membangun generasi Z sebagai generasi emas yang memiliki nilai spiritual, nasionalisme, dan entepreneurship guna mencapai Indonesia maju dan sejahtera.
Sepanjang sejarah perjalanan bangsa, lanjut Bamsoet, pemuda memiliki peran strategis sebagai agen perubahan, yaitu di awal pergerakan nasional kepemudaan dengan lahirnya Sumpah Pemuda, perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, hingga perjuangan pendobrak zaman yang melahirkan era Reformasi.
Berdasarkan catatan data Badan Pusat Statistik terkini menunjukkan bahwa lebih dari 25 persen penduduk Indonesia saat ini berkategori pemuda atau sekitar lebih dari 63 juta jiwa.
Dengan studi komparasi, menurut Bamsoet, jumlah tersebut dua kali lipat total populasi Malaysia atau 2,6 kali lipat total populasi di Australia dalam kelompok usia yang sama.
"Hal ini menjadi peluang sekaligus ancaman yang harus diperhatikan dan dipersiapkan secara serius sejak sekarang. Hal ini mengingat peran pemuda yang tidak ringan di tengah masifnya perkembangan revolusi Industri 4.0 dan dinamika global yang sering kali tidak bisa diprediksi," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020