Bogota (ANTARA News/Reuters)- Presiden Venezuela Hugo Chavez, Sabtu mengatakan Presiden Kolombia Alvaro Uribe agar datang ke KTT regional untuk menjelaskan rencana memperluas kehadiran pasukan Amerika Serikat di pangkalan-pangkalan militer Kolombia.
Rencana untuk mengizinkan militer AS menggunakan tujuh instalasi militer Kolombia untuk operasi-operasi kontra obat bius membuat hubungan antara tetangga-tetangga Andean tegang dan meningkatkan kecemasan dari pemerintah-pemerintah di seluruh kawasan itu mulai dari Brazil sampai Chile.
Chavez, yang penentang keras pengaruh AS, bersama dengan para pemimpin Amerika Selatan lainnya, Senin akan hadir dalam KTT di Ekuador, di mana rencana mengenai pangkalan itu diperkirakan akan menjadi agenda penting. Uribe yang sekutu AS itu tidak akan hadir, tetapi sebaliknya mengunjungi kawasan itu untuk menggalang dukungan.
"Uribe harus hadir, datang dan menghadapi kecaman keras dan duduk berunding," kata Chavez kepada stasiun televisi lokal RCN.
Chavez menyebut penggunaan pangkalan-pangkalan itu sebagai agresi terhadap Venezuela yang anggota OPEC itu. Chavez menarik dubesnya untuk Bogota, dan mengatakan rencana itu dapat menimbulkan perang di Amerika Selatan, tetapi Jumat malam ia memerintahkan utusannya itu untuk kembali ke Kolombia.
Kolombia, produser kokain nomor satu dunia, menerima lebih dari 5 miliar dolar bantuan militer dari Washington untuk memerangi para pedagang narkoba dan pemberontak FARC.
Perjanjian pangkalan itu adalah perluasan perjanjian kerjasama militer yang sudah ada.
Presiden AS Barack Obama , Jumat membantah bahwa AS berencana untuk membangun pangkalan-pangkalan militer di Kolombia sebagai bagian dari perjanjian keamanan dan tidak berniat mengirim pasukan tambahan dalam jumlah besar.
AS dan pemerintah Uribe sedang melakukan perundingan mengenai relokasi operasi-operasi penerbangan pencegatan obat bius di Kolombia setelah dimulai dari negara tetangga Ekuador.
Rencana itu diperkirakan akan meningkatkan jumlah pasukan AS di Kolombia di atas dari jumlah sekarang kurang dari 300 orang tetapi tidak lebih dari 800 personil, batas maksimum yang diizinkan sesuai perjanjian militer yang ada, kata para pejabat.
Ketegangan-ketegangan antara Kolombia dan Venezuela meningkat bulan lalu ketika Bogota menuduh Karakas memasok senjata untuk pemberontak FARC Kolombia. Kedua negara bertetangga itu sering bertikai menyangkut apa yang dianggap Bogota dukungan Chavez terhadap pemberontak dan konflik Kolombia yang menyebar di perbatasan negara itu.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009