Subang (ANTARA News) - Mantan anggota Jama`ah Islamiyah (JI) Dudung Wildan alias Abu Wildan yang kini tinggal di Kampung Jambe Anom Desa Purwadadi Barat Kecamatan Purwadadi Subang Jawa Barat (Jabar) menyayangkan kematian gembong teroris Noordin M Top.
Menurut Wildan yang ditemui di tempat tinggalnya, Minggu, seharusnya Noordin ditangkap dalam keadaan hidup.
"Ketika Noordin ditangkap dalam keadaan hidup kita mampu mengembangkan kasus dengan menggali keterangan darinya. Rantai organisasi teroris pun bisa kita dapatkan dari Noordin," lanjutnya.
Mengenai tindakan teror bom yang dilakukan Noordin di Indonesia, menurut orang yang yang pernah menjadi anggota Jama`ah Islamiyah di Afganistan bersama generasi Nashir Abbas, merupakan tindakan yang melenceng dari ajaran JI.
"Dalam JI itu tujuannya jelas dan terarah melalui fatwa Ahlul Hali wal Aqdi yaitu membela perampasan hak umat muslim, namun ketika teror itu dilancarkan di negara yang didominasi umat muslim hingga menimbulkan korban umat muslim juga, menurut saya justru menjadi bertentangan dengan ajaran JI," ujar lelaki yang pernah bersama Noordin saat di Malaysia.
Menurut Abu Wildan, falsafah jihad yang dikumandangkan komplotan Noordin melalui aksi pengeboman di beberapa tempat pun sangat tidak bisa diterima. "Jihad itu ketika kita membela agama kita dari serangan kaum kafir yang mencoba menganiaya umat layaknya yang terjadi di Afganistan," katanya. "Pengeboman yang dilakukan oleh Noordin itu ya ijtihadnya Noordin saja,"lanjutnya.
Dia pun menjelaskan bahwa karakter Noordin M Top itu memang mengagumkan.
"Noordin itu orangnya istiqomah, pemberani, konsekuen dan memiliki kemauan keras sehingga Noordin itu selalu menginginkan kehendaknya terpenuhi," katanya.
Dudung alias Abu Wildan mengharapkan jaringan teroris bentukan Noordin M Top mampu terbongkar hingga ke akarnya. "Semoga saja pihak Kepolisian mampu segera mengungkap jaringan teroris yang hingga kini telah meresahkan masyarakat," harap alumni santri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngurki Sukoharjo Solo yang kini berprofesi sebagai tukang jahit. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009