Semarang (ANTARA News) - Isu terorisme tidak akan banyak berpengaruh terhadap iklim usaha di Indonesia, apabila pengusaha memiliki potensi kuat dan semangat mereka tidak ikut larut dalam bayang terorisme.
"Dunia usaha akan tetap berjalan sesuai dengan ilmu ekonomi, bahwa hukum permintaan dan penawaran akan terus berjalan," kata Pendiri Indonesian Islamic Business Forum (IIBF), Heppy Trenggono dalam Peluncuran IIBF Jawa Tengah di Semarang, Minggu.
Menurut dia, isu terorisme memang sedikit memengaruhi iklim usaha di Indonesia, namun hal itu menjadi tantangan bagi para pengusaha untuk menunjukkan bahwa mereka bisa mengatasinya, terutama para pengusaha muslim.
"Sebab, isu terorisme sering dikaitkan dengan Islam, sementara Islam sendiri merupakan agama yang `rahmatan lil alamin` (rahmat bagi seluruh alam), yang antikekerasan dan menganjurkan perdamaian," kata President Director United Bali Muda Corporation tersebut.
Karena itu, kata dia, dalam kesempatan peluncuran IIBF Jateng tersebut, pihaknya ingin mengajak para pengusaha muslim untuk tetap optimis dalam berusaha dengan memberikan pelatihan dan keterampilan "entreprenuership" (berwirausaha).
Ia mengatakan, IIBF didirikan untuk menciptakan pebisnis Islam yang tangguh, serta berupaya untuk membidik dan memperbaiki tiga ranah penting yang selama ini sering dilupakan para pengusaha dalam membangun bisnis, yaitu jejaring, pengetahuan dan keterampilan, serta dukungan.
Menurut dia, jejaring memiliki peran yang sangat penting, sebab jaringan pengusaha muslim biasanya hanya mengutamakan sesama pengusaha muslim, sehingga sekarang saatnya mereka bersikap lebih terbuka.
Disinggung mengenai pendirian IIBF untuk menyaingi organisasi serupa yang sudah didirikan, misalnya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), ia membantahnya. "Sampai saat ini, belum ada satu pun organisasi yang serupa dengan IIBF," tegasnya.
Ia mengatakan, IIBF merupakan sebuah gerakan yang ingin menjaring dan mengajak para pengusaha, baik pengusaha sukses atau mereka yang mulai merintis usaha dengan memberikan bimbingan dan pelatihan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga membuka kesempatan bagi para pengusaha nonmuslim untuk bergabung dengan IIBF, sebab keorganisasian IIBF bersifat terbuka.
Sementara itu, salah satu pengurus IIBF, Erie Sudewo mengatakan, pihaknya akan merintis pendirian IIBF di seluruh wilayah Indonesia. "IIBF pertama kali ini memang diluncurkan di Semarang, namun dalam waktu dekat akan dirintis di empat kota lain, yaitu Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Jakarta," katanya.
Ia menyebutkan, anggota IIBF saat ini mencapai sekitar 250 pengusaha dari berbagai daerah, sebagian besar di antaranya berasal dari Jateng, kemudian Bandung, Jakarta dan Batam.
"Kami menargetkan dalam tahun ini setidaknya sudah memiliki anggota sekitar 1.000 pengusaha," kata Erie. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009