Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pengamanan terhadap presiden telah ditingkatkan menyusul ditemukannya ratusan kilogram bahan peledak yang diduga akan diledakkan di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor.
"Itu sudah otomatis lah...kita selalu mengikuti kecenderungan ancaman dan gangguan keamanan yang ada," katanya, di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, peningkatan pengamanan VVIP akan terus dilakukan hingga kondisi berangsur kembali pulih. "Tentang berapa banyak dan bagaimana ya...tentu kita tidak akan beritahukan," ujar Djoko.
Pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 01.00 WIB tim polisi antiteror menyerbu sebuah rumah di Perumahan Puri Nusa Phala di Jatiasih. Rumah itu disewa laki-laki yang mengaku bernama Ahmad Fery yang tak lain adalah Amir Abdillah, yang ditangkap Kamis (6/8) di kawasan Semper, Jakarta Utara. Amir, karyawan hotel berbintang di Jakarta, adalah pemesan kamar bernomor 1808 di Hotel JW Marriott.
Polisi membuntuti mobil Daihatsu Xenia warna merah bernomor polisi AD 9324 DD sejak dari Solo, Jawa Tengah. Mobil itu tiba di rumah Blok D Nomor 12, Puri Nusa Phala, sekitar pukul 01.00. Mobil berisi dua orang, yakni Air Setyawan dan Eko Joko S.
Ketika dikepung, keduanya sempat hendak berupaya melemparkan bom pipa. Polisi langsung mengeluarkan beberapa kali tembakan ke arah mobil, yang lalu menewaskan keduanya. Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) menyebutkan, pada tiap-tiap jasad ada bekas luka tembak tak lebih dari lima lubang.
Kapolri Jenderal Pol Bambag Hendarso Danuri menuturkan, rumah di Puri Nusa Phala itu sempat menjadi rumah persembunyian Noordin setelah peledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Hal itu berdasarkan keterangan Amir Abdillah. Di rumah itu juga sedang disiapkan rencana ledakan selanjutnya yang berkisar dua pekan lagi.
Sasaran yang dituju adalah iring-iringan kendaraan Presiden Yudhoyono dari kediamannya di Cikeas, yang hanya sekitar 15 menit dari Puri Nusa Phala.
Tentang deteksi dini oleh TNI menghadapi ancaman terorisme, Panglima TNI mengatakan, pihaknya menyiagakan komando teritorial di setiap daerah termasuk satuan intelijen.
"Untuk pencegahannya, kami juga bekerja sama dengan pihak lain dan masyarakat memberikan pemahaman kepada mereka tentang apa itu terorisme dan bagaimana menghadapinya," ungkap Panglima TNI.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Masa kalah terus ama Polisi.
Kalo mau lebih \"diperhatikan\" sama Pemerintah harus bikin prestasi dulu dong. Kayak Densus 88, walaupun skenarionya basi, tapi tetep aja msh banyak yg doyan... hehehe...
Ditambah lagi jejaring ideologis lainnya yang akan semakin ingin merongrong tampuk kepemimpinan di negeri ini, karena mereka sudah jengah selalu terdiskriminasikan.
& jgn lupa pula musuh di balik selimut..