Temanggung (ANTARA News) - Kronologi penangkapan teroris yang diduga Noordin M Top di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung bermula dengan penangkapan dua pemuda kakak beradik Aris (32) dan Hendra (23) di bengkel sepeda di depan Pasar Kedu.
Penangkapan yang berlangsung pada Jumat (7/8) sekitar pukul 16.00 WIB tersebut sempat diwarnai perlawanan, namun tim Densus 88 berhasil membekuknya dengan mudah.
Usai menangkap kedua pemuda yang diduga anggota jaringan teroris Noordin M Top ini, selang beberapa waktu kemudian Densus mengamankan pemilik rumah yang diduga ditempati M Top, Muhjahri saat pulang dari sawah.
Sekitar pukul 16.30 WIB tim Densus 88 yang menggunakan tiga buah mobil dan beberapa kendaraan roda dua mengepung sebuah rumah di kaki Bukit Sikleben yang diduga ditempati M Top dan saat itu terdengar tembakan berkali-kali.
Kontak senjata itu berlangsung beberapa tahap hingga Jumat (7/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 WIB kembali terdengar suara tembakan dua kali, kemudian pada 05.30 WIB terdengar suara ledakan keras dari depan rumah Muhjahri dan ledakan kedua terjadi sekitar pukul 06.45 WIB di sisi barat bagian selatan.
Setelah itu disusul tembakan dari tim Densus dari atas bukit. Ledakan keras kembali terjadi sekitar pukul 07.17 WIB. Meskipun terjadi ledakan keras dan tembakan dari Densus, tetapi tidak ada tanda-tanda tembakan balasan dari dalam rumah.
Berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya tim Densus 88 hanya sesekali melepaskan tembakan, namun sejak sekitar pukul 08.00 WIB polisi memberondong rumah yang sekelilingnya ladang tanaman jagung dan tembakau itu.
Densus 88 melepaskan berondongan tembakan dari atas bukit yang berada di belakang rumah Muhjahri.
Berondongan terhadap rumah Muhjahri tersebut disaksikam ratusan masyarakat sekitar yang melihat dari jarak sekitar 200 meter.
Pukul 09.30 WIB penembakan terhadap rumah berukuran sekitar 6 x 9 meter itu dihentikan.
Sekitar pukul 10.00 WIB polisi memasang garis polisi di sekeliling lokasi dan pada pukul 11.30 WIB satu korban tewas yang diduga M Top dievakuasi dari dalam rumah itu dengan mobil ambulan untuk diterbangkan ke Jakarta menuju RS Polri di Kramatdjati.
Saat evakusi, polisi sangat berhati-hati karena di dalam rumah itu diduga ada bahan peledak. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009