Bandung (ANTARA News) - Pengamat Politik Universitas Indonesia, Bima Arya Sugiarto, menyebutkan Partai Golkar berada dalam titik kehancuran karena kualitas dukungan dari masyarakat menurun.

"Lima krisis yang melanda tubuh Partai Golkar adalah krisis elektoral, pragmatisme, regenerasi, jaringan politik dan krisis fraksionalisasi," ungkap Arya dalam diskusi "Mengembalikan Peran Generasi Muda dalam Dinamika Partai Golkar" di Bandung, Sabtu.

Bermunculannya partai-partai baru dapat menggerus dukungan terhadap partai lama terlebih jika tidak berani menampilkan platform dan perubahan yang menjanjikan bagi masyarakat.

"Karena itu jika Partai Golkar masih ingin bertahan dan memperoleh dukungan besar dari masyarakat maka harus mengoptimalkan generasi mudanya seperti yang saat ini partai pemenang Pemilu lakukan," katanya.

Jika tetap tidak dilakukan maka akan muncul partai lain yang serupa dengan Partai Golkar.

"Jangan sampai Partai Demokrat menjadi Partai Golkarnya di era ini. Golkar harus melakukan regenerasi karena jika tidak maka pada 2014 diprediksi hanya akan memperoleh tidak lebih dari 3 persen dukungan dan partai akan rontok dengan sendirinya," tegasnya.

Arya menyebut pragmatisme yang saat ini tumbuh dalam Golkar otomatis luntur jika melakukan regenerasi kader muda.

Arya juga menilai Golkar harus siap menjadi oposisi, sebaliknya mengkritik elite Golkar yang tidak mau menempatkan menjadi partai oposisi yang hanya menjelaskan partai ini tidak memiliki platform yang tegas.

"Elite harus segera dan berani mengambil langkah baru agar tidak menjadi partai yang dilupakan," tandasnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009