"Setahu saya di rumah itu ada lima orang yaitu Muhzuhri bersama istri dan ketiga cucunya. Saya tidak tahu siapa yang meninggal dunia," kata Marwandi (42), yang mengenal keluarga Muhzuhri, Sabtu.
Orang tua Marwandi, Wanto, rumahnya persis di depan rumah Muhzuhri. Hampir setiap hari Marwandi berkunjung ke rumah orang tuanya sehingga ia banyak tahu siapa saja yang ada di dalam rumah itu.
Anak Muhzuhri yang bernama Tatak, kata dia, sudah tiga tahun ini tidak terlihat.
"Saya tidak tahu keberadaan yang bersangkutan, sedangkan istrinya Wikoh juga tidak di rumah itu karena tugasnya sebagai pengajar. Saya ajuga tidak tahu persis apakah yang bersangkutan mengajar di ponpes atau SMP Muhammadiyah," katanya.
Ia mengakui, sehari sebelum hari H atau Kamis (6/8) dirinya sempat bertemu dengan Muhzuhri di depan rumahnya dan yang bersangkutan tetap besikap baik seperti tidak bakal terjadi apa-apa.
Muhzuhri ditangkap Densus 88 pada Jumat petang sekitar pukul 17:00 WIB setelah penangkapan kedua keponakannya, Hendra dan Aris yang ditangkap Densus 88 di Pasar Kedu Kabupaten Temanggung sekitar pukul 15:00 WIB.
Ia mengatakan, rumahnya memang tidak dekat dengan Muhjuhri tetapi di wilayah lain dan masih di Temannggung tetapi hampir setiap hari dirinya bertemu dengan orang tuanya yang rumahnya di depan Muhjuhri.
"Saya juga kenal Muhzuhri dan istrinya dan selama ini orangnya ramah dan selalu mengikuti kegiatan warga di kawasannya," katanya.
Marsimah (50), warga Beji lainnya mengatakan, Muhzuhri merupakan orang yang baik terhadap tetangga dan yang bersangkutan juga selalu mengikuti kegiatan warga.
"Saya berharap di sini (Temanggung) sudah ada kejadian seperti ini lagi dan aman dari kegiatan teroris, meskipun sempat tercoreng dengan penyergapan ini," katanya.
Hanya, kata dia, istri Hendra dan Aris memang memakai cadar dan tetap baik dengan tetangga.
Sementara itu situasi rumah Muhzuhri pascapenyergapan ini tetap mendapat penjagaan dari petugas kepolisian meskipun rumah yang berada di lereng bukit kecil ini sudah dipasang garis polisi atau police line.
Bahkan, petugas dari Labfor Polda Jateng dan tim olah TKP Polda Jateng sudah selesai menjalankan tugasnya untuk mencari sisa barang bukti yang tertinggal di dalam rumah tersebut.
Sebagian barang bukti memang sudah ada yang diamankan oleh Densus 88 dan yang diambil oleh Labfor dan tim Olah TKP seperti buku-buku pelajaran sekooah, buku tulis anak sekolah, dan lain sebagainya.
Kapolda Jateng Irjen Pol. Alex Bambang Riatmodjo tampak mendampingi anggotanya melakukan penyelidikan di rumah Muhjuhri tersebut, bahkan yang bersangkutan juga masuk ke dalam rumah tersebut untuk melihat dari dekat kondisi rumah dan bekas-bekas tembakan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009