Gunung Kidul (ANTARA) - Sebanyak 13.358 pemudik yang datang dari zona merah pandemi COVID-19 seperti Jakarta dan Jawa Barat, sudah tiba di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak awal Maret hingga sekarang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunung Kidul, Kelik Yuniantoro di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan meski sudah ada upaya penyekatan, namun tetap saja ada pemudik yang berhasil lolos.
"Berdasarkan data yang sudah masuk hingga Selasa (19/5) ada 13.358 pemudik yang tiba di kampung halaman," kata Kelik.
Ia mengatakan pendataan pemudik mengacu pada program Sistem Informasi Desa (SID) yang ada di setiap desa. “Ada pendataan dan operator desa akan mengunggah ke SID,” katanya.
Kelik menuturkan hingga saat ini masih ada penambahan jumlah pemudik. Hanya saja, untuk jumlah tidak terlalu besar karena di kisaran 100. Sebagai contoh untuk Selasa pertambahan pemudik hanya 116 orang dibandingkan jumlah di hari sebelumnya.
"Pertambahan masih ada, tapi tidak signifikan seperti pada saat awal pandemik," katanya.
Sementara, Kepala Sub Bagian Humas Polres Gunung Kidul, Enny Nurwidiastuti mengatakan ada tujuh titik penyekatan untuk pemantauan pemudik. Titik ini meliputi Pos Hargodumilah, Patuk; Getas, Playen; Bibal, Panggang; Baran, Rongkop; Bedoyo, Ponjong, Simpang Tiga Kecamatan Ngawen dan Pos Blutak di Kecamatan Semin.
Menurut dia, upaya penyekatan terus dilakukan sesuai dengan imbauan pemerintah tentang larangan mudik. Hasil dari pendataan yang masuk, warga yang diminta putar balik terus bertambah. Total hingga Selasa (19/5) sudah ada 25 sepeda motor dan 126 roda empat yang diminta balik arah. Upaya penyekatan ini akan berlangsung hingga Operasi Ketupat Progo berakhir.
"Total ada penyekatan ini sudah ada 989 pemudik yang diminta balik arah,” katanya.
Baca juga: Polisi periksa kendaraan dicurigai bawa pemudik dari Jakarta
Baca juga: 1.700 ranmor pemudik dari Jakarta diputar balik di gerbang Tol Ngawi
Baca juga: Pemerintah gelontorkan bantuan sosial untuk redam pemudik dari Jakarta
Pewarta: Sutarmi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020