Itulah sebabnya mengapa penularannya menjadi intensif tinggi. Kita harus menurunkan ituJakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, rumusan untuk mengukur tingkat penularan yang disusun para ahli epidemiologi atau disebut "reproduction number" menjadi indikator keberhasilan penanganan virus corona (COVID-19).
"Kalau angka 'reproduction' ini turun, maka Jakarta berhasil mengendalikan pergerakan COVID-19," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Anies menjelaskan, dengan menunjukkan grafik penyebaran COVID-19, semakin besar angka tersebut, maka tingkat penularannya terpantau tinggi. Pada 14 Maret, angka reproduksi Jakarta menunjukkan empat yang artinya satu orang bisa menularkan kepada empat orang.
"Itulah sebabnya mengapa penularannya menjadi intensif tinggi. Kita harus menurunkan itu," kata Anies.
Karena itu, Jakarta memandang adanya keharusan untuk melakukan penutupan sekolah, tempat pariwisata dan fasilitas umum lainnya di bulan Maret yang berefek mulai menurunnya tingkat penularan ketika memasuki April.
"Jadi semenjak pertengahan April sampai dengan sekarang, ini sudah berhasil turun hingga sekitar 1. Jadi angka reproduksi kita bergerak di sekitar angka 1 dalam beberapa waktu terakhir dan pada hitungan 17 Mei 2020 ada di angka 1,11," kata Anies.
Baca juga: Anies kembali perpanjang PSBB hingga 4 Juni
Baca juga: Anies minta warga disiplin dalam PSBB periode penghabisan
Harapan pemprov, kata Anies, angka reproduksi ada di bawah satu yang artinya kemungkinan penyebaran semakin kecil. Karena itu, Anies menekankan adanya kesadaran masyarakat untuk tetap berada di rumah.
"Penurunan angka tersebut, kita syukuri berkat kerja kita semua terutama yang 60 persen yang memilih berada di rumah. Tanpa kita berada di rumah, tanpa dilakukan tracing oleh tim Dinas Kesehatan, isolasi mandiri, maka itu semua tidak akan tercapai," katanya.
Dengan sudah berada di posisi angka 1, Anies mengajak masyarakat di segala lapisan untuk bersama-sama mempertahankan. Bahkan terus menurunkan seiring diperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta hingga 4 Juni 2020 atau 14 hari sejak akhir PSBB fase dua.
"Bila kita melakukan kedisiplinan tetap berada di rumah dua minggu ke depan, maka insyaAllah setelah dua minggu ini kita bisa keluar dari fase PSBB. Ini insyaAllah bisa menjadi fase terakhir PSBB kita," tuturnya.
Selama 14 hari ke depan, mulai 22 Mei hingga 4 Juni adalah masa menentukan. "Apakah kita akan tetap bertahan, apakah kita akan naik, atau apakah akan turun," katanya.
"Bila dua pekan ke depan, sama-sama disiplin berada di rumah, menghindari kerumunan, menghindari interaksi, maka InsyaAllah angka reproduksi akan turun," tutur dia.
Baca juga: Peningkatan persentase warga DKI di rumah tertinggi se-Jawa
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020