Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok berencana mempertemukan para Dekan Fakultas Pertanian dari berbagai universitas di Indonesia dengan akademisi Thailand untuk bertukar informai teknologi pangan serta meningkatkan kerjasama penelitian kedua negara.
Kepada pers di Jakarta, Jumat, Dubes RI untuk Thailand Mohammad Hatta mengatakan bahwa pertemuan para dekan fakultas pertanian itu merupakan tindak lanjut penyelenggaraan "Indonesia-Thailand Expert Group on Sustainable Agriculture and Food Security" yang baru saja selesai digelar di Bogor 5 dan 6 AGustus lalu.
"Thailand dan Indonesia menaruh perhatian yang besar terhadap kesinambungan, ketahanan dan kualitas pangan di wilayah ASEAN," ujar Dubes Hatta seraya menambahkan bahwa Thailand dikenal sebagai negara dengan teknologi pertaniannya yang maju.
Dikemukakannya pula bahwa Thailand dikenal sebagai eksprotir beras terbesar di dunia dan Indonesia pun telah berhasil kembali mencapai swasembada pangan, sehingga keunggulan kedua negara perlu diperkuat melalui kerjasama dalam skema exchange of best practices and expertise terkait kualitas beras yang diproduksi.
Mengenai pertemuan antardekan fakultas pertanian kedua negara, Hatta menjelaskan bahwa pertemuan itu selain memperkuat jejaring kerja juga guna meningkatkan kapasitas SDM untuk penelitian dan pengembangan pertanian.
"Kita perlu mengambil ilmu dari mereka untuk membangun pertanian kita. Jika tidak, Indonesia akan ketinggalan dari Vietnam," ujar Hatta yang sebelumnya adalah politisi Golkar itu.
Lebih lanjut Hatta menjelaskan bahwa kunci-kunci keberhasilan pertanian di Thailand itu salah satunya ada pada riset-riset yang dilakukan di universitas dan lembaga penelitian lainnya. Karenanya percepatan pembangunan pertanian di Indonesia harus didorong melalui kerjasama yang saling menguntungkan kedua negara.
Dalam pertemuan awal diantara para ahli pertanian pangan kedua negara di Bogor lalu, menurut Hatta, telah berhasil didiskusikan sejumlah aspek pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan seperti kualitas pangan, produk organik, keamanan pangan dan lingkungan serta perubahan iklim untuk pertanian yang berkelanjutan.
Selain berupaya meningkatkan sektor pertanian yang unggul, KBRI di Bangkok juga berupaya menekan pencurian ikan (illegal fishing) di perairan Indonesia yang kerap kali dilakukan nelayan-nelayan asal Thailand dengan membentuk satu unit khusus bernama Task Force on Fisheries pada November 2008 lalu.
Tujuan pendirian Task Force itu diantaranya untuk meningkatkan pula investasi asing ke Indonesia dalam bentuk joint venture antara pengusaha Indonesia dan Thailand dalam hal penangkapan ikan secara legal dan saling menguntungkan.
Untuk bidang energi, antara Indonesia dan Thailand juga telah terjalin kerjasama yang erat di bawah payung RI-Thailand Energy Forum.
***2***
(T.D011/B/F004/F004) 07-08-2009 17:49:32
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009