Berita yang beredar tersebut hoaks
Kediri (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan rapid test yang kedua kali kepada dua karyawan pusat perbelanjaan Golden Swalayan Kediri yang sempat dinyatakan reaktif.
"Tadi pagi kami melakukan rapid test ulang, dengan dua alat yang berbeda. Dari rapid test dengan dua alat pembanding ini hasilnya nonreaktif. Alat ini juga beda dengan yang semalam, karena hasilnya masih samar," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima di Kediri, Selasa.
Dua karyawan Golden Swalayan Kediri yang dikabarkan reaktif saat dilaksanakan pemeriksaan secara acak rapid test pertama, Senin (18/5) malam tersebut diperiksa lagi dengan diambil sampel darahnya oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Tim Gabungan Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri yang terdiri dari Dinkes, Satpol PP, Polres Kota Kediri dan Kodim 0809 Kediri memang telah melakukan rapid test secara acak kepada pengunjung pusat perbelanjaan Golden Swalayan Kediri serta warung makan di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Senin malam (18/5).
Baca juga: Dua santri Temboro asal Kediri positif saat rapid test
Baca juga: Wali Kota Kediri putuskan pembatasan kegiatan masyarakat cegah corona
Petugas melakukan pemeriksaan secara acak terhadap pengunjung maupun pegawai pusat perbelanjaan tersebut. Hasilnya tiga orang dinyatakan reaktif, yang terdiri dari dua pegawai dan seorang pengunjung.
Sedangkan saat di warung makan di wilayah Kecamatan Mojoroto, satu orang pengunjung dinyatakan reaktif saat rapid test.
Informasi terkait dengan temuan karyawan dan pengunjung yang reaktif di pusat perbelanjaan Golden Swalayan Kediri tersebut langsung tersebar luas di jejaring sosial. Bahkan, muncul pesan berantai di WhatsApp yang mengatasnamakan Humas Pemkot Kediri, dimana dalam informasi tersebut ada imbauan agar warga Kota Kediri yang satu pekan sebelum 18 Mei 2020 berkunjung ke Golden Swalayan agar melapor RT setempat.
Fauzan menyayangkan beredarnya informasi tersebut, karena tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia meminta masyarakat tidak tergesa-gesa menyimpulkan.
"Berita yang beredar tersebut hoaks dari orang yang tidak bertanggung jawab dan berusaha memecah belah. Kami tidak pernah mengeluarkan imbauan seperti itu. Jadi, masyarakat jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena metodologi tes virus corona ini memang harus bertahap," kata Fauzan Adima.
Ia juga menegaskan agar masyarakat menyaring informasi. Seluruh informasi resmi terkait dengan COVID-19 di Kota Kediri dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri.
"Semua informasi soal COVID-19 harus bersumber dari gugus tugas, karena koordinasinya harus ke provinsi dan pemerintah pusat. Masyarakat juga jangan menelan mentah-mentah informasi yang banyak beredar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegas Fauzan.
Baca juga: 68 warga Kabupaten Kediri rapid test
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020