Jakarta (ANTARA News) - Budayawan Emha Ainun Nadjib berencana mengadakan pagelaran seni lengkap meliputi pertunjukan teater, pembacaan puisi dan musik untuk mengenang dramawan WS Rendra.
Usai menghadiri pemakaman WS Rendra di Bengkel Teater, Depok, Jumat, Emha mengatakan dia dan budayawan Putu Wijaya telah meminta Menkominfo Muhammad Nuh dan Menbudpar Jero Wacik yang melayat "Si Burung Merak" untuk membuat suatu pagelaran seni.
"Saya meminta Pak Nuh dan Pak Jero Wacik agar dalam waktu tiga dan empat bulan, pemerintah menunjukkan apresiasi secara konkret untuk mengenang WS Rendra," katanya.
Pagelaran seni tersebut nanti akan menampilkan karya-karya WS Rendra dalam berbagai bentuk.
"Nanti ada pembacaaan puisi dalam segala bentuknya. Puisi yang dibacakan, puisi dengan musikalisasi dan sebagainya. Juga ada fragmen drama dari essay Rendra yang dimainkan," lanjutnya.
Sedangkan Putu Wijaya berharap seniman lain ikut mementaskan satu pagelaran seni dalam waktu 100 hari kematian WS Rendra.
"Mungkin dalam waktu 100 hari semoga mampu pentaskan untuk dia. Terserah nanti akan mementaskan karya dia, atau tentang dia atau dengan judul Si Burung Merak," kata Putu.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mengadakan suatu pergelaran seni untuk mengenang WS Rendra.
"Pada saatnya kita akan melakukan pementasan untuk WS Rendra. Karya-karya beliau kita pentaskan," kata Jero Wacik ketika melayat WS Rendra di Bengkel Teater, Jumat.
Pergelaran seni itu untuk mengambil semangat berkesenian dari seorang WS Rendra dan diharapkan dapat ditularkan kepada generasi muda.
"Mungkin pergelaran seni itu akan kita gelar pada 100 hari meninggalnya WS Rendra," katanya.
Menbudpar mengatakan pihaknya akan mengumpulkan seniman-seniman untuk membicarakan lebih lanjut acara seni untuk mengenang si "Burung Merak" itu.
Selain pergelaran seni, pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberikan penghargaan bagi suami Ken Zuraida tersebut.
"Kita sudah menganugerahkan penghargaan bagi dia yaitu Satya Lencana bidang kebudayaan dari pemerintah," katanya.
WS Rendra pernah memperoleh penghargaan yaitu Perintis Teater Indonesia dan Anugerah Utama pada 2006 oleh Federasi Teater Indonesia.
Sementara itu, Slamet Rahardjo Djarot, mengatakan para seniman sangat mendukung acara pergelaran seni untuk mengenang WS Rendra.
"Tetapi tanpa acara dari beliau (Menbudpar) kita juga akan melakukan pagelaran seni," kata Slamet.
Menurutnya, penghormatan kepada WS Rendra sebenarnya bisa dilakukan sederhana yaitu bagaimana agar keseniaan bisa kembali ke asalnya dalam manusia, masyarakat, dan bangsa.
Pada tempat yang sama, Ratna Sarumpaet mengatakan, pergelaran seni memperingati WS Rendra dibuat dengan membuat pergelaran yang monumental.
"Tapi menurut saya, tibute kepada WS Rendra lebih baik dengan mendirikan Museum Rendra di Bengkel Teater," katanya.
Ratna yang mengaku sebagai murid WS Rendra yang paling bandel itu mengatakan Museum Rendra nantinya bisa menjadi pusat berkesenian di Indonesia. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009