Depok (ANTARA News) - Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI), Parni Hardi mengatakan dunia pers berhutang kepada almarhum WS Rendra karena berani memperjuangkan kebebasan pers.
"Perjuangan beliau sangat dahsyat dalam memperjuangkan kebebasan pers," kata Parni Hadi dalam prosesi pemakaman penyair berjuluk "Si Burung Merak" itu di Bengkel Teater Rendra, Citayam, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, pada 1970-1980 dunia pers sangat terkekang, kebebasan pers diberangus oleh penguasa orde baru, namun WS Rendra justru berani tampil menyuarakan aspirasi kebebasan berbicara.
"Sebagai orang pers kita merasa berhutang kepada Rendra," kata mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA itu.
Sekarang era reformasi telah mengubah semuanya dan kini tidak ada lagi pers yang diberangus karena menyuarakan aspirasinya.
Parni juga menilai Rendra tampil menjadi penyambung lidah rakyat yang memperjuangkan kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Dia mengisahkan pertemuan terakhirnya dengan Rendra, dua minggu lalu ketika menjenguknyadi Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.
`"Ternyata itulah pertemuan terakhir saya dengan Rendra," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009