Kepala Rudenim Pekanbaru Yanizur kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, kedua orang perempuan imigran tersebut masing-masing bernama Latifa dan Parwin. Mereka beradik-kakak kandung, asal Kabul.
"Sejak usia kandungan mereka sekitar delapan bulan, mereka sudah kami pindahkan dari Rudenim ke sebuah wisma di Pekanbaru agar kesehatan mereka lebih terjaga sebelum melahirkan," katanya.
Bahkan, Yanizur mengatakan Latifa sudah melahirkan seorang putra di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tanggal 3 Agustus lalu. Latifa harus melalui operasi cesar karena putranya lahir prematur.
Menurut Yanizur, para imigran itu ditempatkan di Wisma Satria di Jln Cik Di Tiro, Pekanbaru. Mereka terdiri dari dua keluarga, dan Latifa juga membawa serta seorang putri berusia empat tahun. Seluruh biaya ditanggung oleh International Organization for Migration (IOM), organisasi kemanusiaan di bawah bendera UNHCR (badan PBB untuk urusan pengungsian).
Ia mengatakan pihak Rudenim tidak pernah menganggap para imigran adalah tahanan dan mendahulukan aspek kemanusiaan terhadap mereka.
Selain dua keluarga tersebut, imigran gelap Afghanistan yang kini berada di Rudenim Pekanbaru berjumlah 36 orang. Selama bulan Mei hingga Juli, telah ada sebanyak 59 orang imigran yang dideportasi ke negara asal mereka.
Pemulangan puluhan imigran gelap tersebut dilakukan secara bertahap. Pemulangan pertama dilakukan pada 5 Mei sebanyak lima imigran, dan terakhir pada 27 Juli sebanyak tiga imigran.
"Pemulangan selanjutnya dijadwalkan pada 11 Agustus, sebanyak 10 orang imigran," ujarnya.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Di jepang nggak ada nego-negoan walaupun imigran itu sudah punya anak.
Anaknya doang yg tinggal di jepang karena lahir di jepang dan sekolah jg di jepang.Tapi stlh anak itu dewasa mungkin jg di pulangkan ke negara ortunya.