Gowa, Sulsel (ANTARA News) - Dua pabrik pengolahan bahan baku bio ethanol atau bahan bakar nabati yang dikelola perusahaan asal Korea Selatan telah resmi beroperasi di Sulawesi Selatan.
"Sulsel merupakan daerah yang paling bagus untuk berinvestasi bio ethanol," kata Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan dua unit pabrik pengolahan pascapanen terpadu di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Kamis.
Dia meminta, komitmen investor untuk tidak hanya membangun pabrik pengolahannya saja, melainkan pabrik bio ethanol juga dapat direalisasikan di daerah ini.
Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur PT EN3 Green Energy, Park Chang Ho mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan pabrik bio ethanol yang rencana pelaksanaannya akan dimulai 2010.
"Apabila tahap produksi bahan baku tersebut tidak mendapat kendala. Segala perencanaan dan persiapan untuk pembangunan pabrik utama yaitu pabrik bio ethanol akan dilaksanakan 2010, dengan investasi sekitar 50 juta dolar AS," ungkapnya.
Peresmian dua unit pengolahan pasca panen terpadu (PPT) atau Integrated Post-Harvest Processing Unit (IPPU) tersebut ditempatkan di dua kabupaten, antara lain IPPU 1 Kabupaten Gowa yang terletak di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu. IPPU 1 memiliki lahan seluas 3,9 hektare dengan kapasitas produksi chip sebesar 25.000 ton per tahun.
Sedangkan IPPU 2 terletak di Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, kabupaten Takalar, Sulsel. Luas lahan mencapai 3,6 hektare dengan kapasitas produksi chip 75.000 ton per tahun.
Bahan baku kedua lokasi IPPU tersebut berasal dari kebun sendiri, mitra petani, pengumpul dan pembelian bebas (umum) yang dikelola oleh PT EN3 (Environment Energy Engineering) Green Energy.
PT EN3 adalah perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di bidang Bahan Bakar Nabati (Bio-ethanol, Chip dan Pakan Ternak).
Acara peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti peresmian yang disaksikan antara lain Anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim, Deputi Mensesneg, Ibnu Purna Muhtar, Deputi Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Achmad Kurniadi, dan Wakil Dirjen Migas Departemen Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir. Paham Gultom.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Bgm kabar proyek singkong-nya BPPT di Tulangbawang, Lampung? Proyek lama menghabiskan APBN entah berapa ratus milyar atau trilyun itu sudah menghasilkan apa? Enerji terbarukan, tape, atau keripik singkong? Jika dua terakhir sih, dengan seratus ribu juga sudah bisa dapat untung!