Empat prajurit AS tewas Kamis dan satu orang lagi pada Rabu, kata Pasukan Bantuan Keamanaan Internasional (ISAF) pimpinan NATO dalam pernyataan-pernyataan terpisah.
"Empat prajurit ISAF tewas setelah kendaraan mereka diserang peledak improvisasi (IED) hari ini di Afghanistan barat," kata ISAF dalam sebuah pernyataan.
Satu prajurit AS lagi tewas ketika patrolinya diserang bom pinggir jalan setelah pasukan bentrok dengan gerilyawan yang terlihat memasang bom dalam operasi pada Rabu, kata sebuah pernyataan terpisah sebelumnya.
Para pejabat militer Amerika mengkonfirmasi bahwa prajurit-prajurit yang tewas itu berasal dari AS.
Pernyataan-pernyataan itu tidak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut, termasuk daerah dimana kelima prajurit itu tewas.
Menurut situs independen icasualties.org, 76 prajurit asing tewas pada Juli -- bulan paling mematikan bagi pasukan iternasional di Afghanistan. Sepanjang tahun ini 242 prajurit asing tewas di negara itu, sebagian besar akibat serangan-serangan musuh.
Serangan-serangan Taliban meningkat dan puncak kekerasan terjadi hanya beberapa pekan menjelang pemilu Agustus.
Terdapat sekitar 100.000 prajurit internasional, terutama dari AS, Inggris dan Kanada, yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi pemberontakan yang dikobarkan sisa-sisa Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni tahun lalu, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh di antaranya militan berhasil kabur.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.
Antara 8.000 dan 10.000 prajurit internasional akan bergabung dengan pasukan militer pimpinan NATO yang mencakup sekitar 60.000 personel di Afghanistan untuk mengamankan pemilihan presiden Afghanistan pada 20 Agustus, kata aliansi itu.
Pemilu yang akan menetapkan presiden dan dewan provinsi itu dipandang sebagai ujian bagi upaya internasional untuk membantu menciptakan demokrasi di Afghanistan, namun pemungutan suara tersebut dilakukan ketika kekerasan yang dipimpin Taliban mencapai tingkat tertinggi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009