New York (ANTARA) - Kurs euro melonjak terhadap dolar AS dan franc Swiss pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah Jerman dan Prancis mengeluarkan seruan untuk dana pemulihan 500 miliar euro (545,65 miliar dolar) untuk Eropa dan mengusulkan agar Komisi Eropa meminjam uang di pasar guna membiayai dana tersebut.
Kesepakatan Prancis-Jerman, yang digambarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai langkah maju, berusaha untuk memecahkan kebuntuan atas utang bersama euro dan bertindak sebagai cetak biru untuk kesepakatan Uni Eropa yang lebih luas.
Euro menguat 0,8 persen terhadap dolar pada 1,0911 setelah naik setinggi 1,0926 dolar, yang terkuat sejak 4 Mei.
"Komentar dari Merkel dan Macron menunjukkan kemajuan menuju penerbitan utang bersama di UE, dengan langkah-langkah yang berusaha untuk melindungi industri yang kesulitan melalui hibah sebagai lawan dari pinjaman yang hanya akan menunda kebangkrutan," kata Simon Harvey, analis valas di Monex Eropa.
"Meskipun langkah-langkah yang diuraikan hanyalah proposal pada saat ini, namun itu memberi euro lampu hijau untuk reli terhadap dolar yang rentan di sesi hari ini," kata Harvey.
Terhadap franc Swiss, euro melonjak satu persen ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.
"Ini adalah sinyal politik yang kuat," kata Piet Haines Christiansen, kepala strategi, ECB dan pendapatan tetap, di Danske Bank.
"Kami sangat terkejut dengan detail dibandingkan dengan yang ditakutkan - tetapi itu bukan kesepakatan yang dilakukan," kata Christiansen.
Terhadap sejumlah mata uang, indeks dolar AS turun 0,721 persen pada 99,666.
Dolar juga ditekan oleh kekuatan dalam mata uang terkait komoditas setelah harga minyak melonjak pada Senin (18/5/2020), dengan acuan AS dan Brent berada di jalur untuk penyelesaian tertinggi dalam dua bulan, didukung oleh optimisme tentang dimulainya kembali aktivitas ekonomi dan penurunan produksi yang stabil dari produsen utama.
Dolar jatuh 1,97 persen terhadap crown Norwegia dan turun 1,04 persen terhadap dolar Kanada.
Pelonggaran penguncian secara bertahap telah meningkatkan harapan di pasar global meskipun ada ketegangan perdagangan baru antara Amerika Serikat dan China, meskipun para pedagang waspada mengambil taruhan besar sebelum lebih banyak data minggu ini.
"Lonjakan harga minyak juga akan memberikan kesempatan selektif untuk menjual dolar AS terhadap mata uang utama yang sensitif terhadap minyak," tulis Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp.
Minat kuat terhadap risiko juga membebani dolar karena investor mengambil petunjuk dari kesediaan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell untuk mencetak lebih banyak dolar dan memperpanjang stimulus moneter untuk memerangi krisis ekonomi virus corona.
Sterling naik dari posisi terendah delapan minggu terhadap dolar karena pelemahan dolar yang luas membantu mata uang mengabaikan pembicaraan tentang suku bunga negatif dari bank sentral Inggris (BoE) dan kebuntuan dalam negosiasi Brexit. Pound menguat 0,74 persen terhadap greenback.
Baca juga: Dolar catat kenaikan mingguan kecil setelah data ekonomi AS suram
Baca juga: Dolar melonjak ke tertinggi tiga minggu, abaikan data AS yang suram
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia triwulan I-2020 sebesar 389,3 miliar dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020