Washington, (ANTARA News) - Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs, Rabu, mencabut pernyataannya bahwa Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad adalah "pemimpin terpilih", dan mengatakan rakyat Iran dapat memutuskan apakah pemilihan tersebut adil.

"Biar saya mengoreksi sedikit apa yang saya katakan kemarin. Saya menyatakan bahwa Ahmadinejad adalah pemimpin terpilih Iran. Saya akan mengatakan bukan saya yang berwenang membuat penilaian," kata juru bicara tersebut, yang menyertai Presiden Barack Obama untuk menyampaikan pidato terbuka di Indiana, Rabu pagi waktu setempat, kepada wartawan di Air Force One.

"Ia telah dilantik -- itu fakta. Apakah pemilihan umum adil, tentu saja rakyat Iran masih memiliki pertanyaan mengenai itu dan kami akan membiarkan mereka memutuskan itu," kata Gibbs. Pada Selasa ia mengatakan pada taklimat harian bahwa pemerintah Obama memandang Ahmadinejad sebagai "seorang pemimpih terpilih".

Ahmadinejad, yang mengumumkan kemenangan dalam pemilihan presiden yang disengketakan pada 12 Juni, pada Rabu diambil sumpah jabatannya untuk masa tugas kedua sebagai kepala negara Iran.

Dalam pemilihan umum tersebut, pihak berwenang menyatakan Presiden Ahmadinejad, yang saat ini masih memerintah, meraih sebanyak 62 persen dari seluruh suara yang diberikan, sementara pesaing utamanya Mir-Hossein Mousavi memperoleh sebanyak 34 persen suara.

Mousavi menyatakan ada "pelanggaran" nyata dalam pemilihan umum tersebut dan menyerukan pembatalan hasilnya.

Ahmadinejad, yang berusia 52 tahun, dilantik untuk masa jabatan empat tahun keduanya dalam satu acara di parlemen dan berikrar akan melawan "semua kekuatan yang menindas" dan mengatakan ia terpilih sebagai presiden Juni lalu, yang merupakan perubahan penting di Iran.

Tetapi para pemimpin oposisi tidak hadir dalam acara itu, dan polisi anti-huru-hara dan milisi Islam, Basij, menggunakan gas cabe terhadap para pengunjuk rasa yang menuduh kemenangannya itu diperoleh secara curang, kata saksi mata.

Para pendukung Mousavi telah melancarkan unjuk rasa besar-besaran di Teheran dan kota besar lain.

Menurut laporan, sebanyak 10 orang tewas selama bentrokan antara personil polisi anti-huru-hara Iran dan pemrotes yang mempertanyakan hasil pemilihan umum itu, dan ratusan pengunjuk-rasa serta politikus telah ditangkap sejak pemilihan umum tersebut, demikian dikutip dari Xinhua-OANA.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009