Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank, Kamis pagi, cenderung stabil yang mencapai Rp9.870/9.880 per dolar, karena pelaku pasar hati-hati masuk ke pasar setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan bunga BI Rate sebesar 25 poin menjadi 6,5 persen.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta mengatakan, pelaku pasar hati-hati untuk bermain di pasar, setelah pemerintah menetapkan asumsi nilai tukar rupiah pada angka Rp10.000 per dolar.

Karena itu pelaku pasar cenderung menahan diri pada pagi ini dan melihat perkembangan pasar apakah akan ada perubahan terutama dari pelaku asing yang masih bermain di pasar modal, katanya.

Menurut dia, posisi rupiah pada angka Rp9.870 per dolar dinilai cukup bagus apabila terus menguat atau pun bergerak turun tidak akan baik.

Kenaikan rupiah yang cepat akan membuat eksportir mengeluh karena harga produk jual akan kurang kompetitif di pasar ekspor, katanya.

"Kita harus mengikuti asumsi pemerintah terhadap nilai tukar rupiah, karena lebih mengetahui kondisi pasar yang sebenarnya," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia Bank Indonesia (BI) menyatakan rupiah pada posisi Rp10.000 per dolar AS dinilai cukup pas, meski saat ini masih berpeluang untuk kembali menguat.

Edwin Sinaga mengatakan, BI kemungkinan akan menjaga nilai tukar Indonesia agar tidak bergerak dalam kisaran yang melebar, sehingga apabila mengalami kenaikan atau penurunan akan berada dalam kisaran yang sempit.

BI, lanjut dia juga telah menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen untuk menjaga rupiah agar kenaikannya tidak begitu cepat.

Bila BI menurunkan suku bunga, rupiah biasanya akan mendapat tekanan pasar, namun saat ini rupiah cenderung stabil, ucapnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009