Washington (ANTARA News/AFP) - Dua kapal selam bertenaga nuklir Rusia telah berpatroli di wilayah lepas Pantai Timur Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir ini.
Ini adalah untuk pertama kalinya tindakan semacam dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, dan dicemaskan oleh para pejabat AS, kata surat kabar New York Times, Rabu.
Mengutip para perwira pertahanan dan intelijen yang berbicara tanpa bersedia disebut namanya, laporan surat kabar itu pada situs Internetnya mengatakan, satu kapal selam masih berada di perairan internasional sekitar 200 mil (320 kilometer) di lepas pantai AS, sedangkan lokasi kapal lainnya tidak diketahui.
Kedua kapal selam tersebut adalah kelas Akula, kata laporan surat kabar itu.
Hal itu tak segera tampak sebagai ancaman bagi AS, namun menggaungkan manuver `kucing dan tikus` dari militer Sovyet dan AS semasa Perang Dingin, ketika Moskow dan Washington secara rutin mengirimkan kapal-kapal selamnya ke pantai masing-masing, disertai langkah-langkah intelijen dan pemantauan kapal tersebut.
"Kapan saja Angkatan Laut Rusia melakukan sesuatu di luar kebiasaan hal itu menimbulkan kecemasan," kata seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS yang memantau laporan-laporan mengenai aktivitas kapal selam Rusia itu.
"Kami tahu di mana mereka berada, dan kami tidak khawatir mengenai kemampuan kami untuk mengatasi kapal-kapal selam itu," kata pejabat tersebut.
"Tapi kami cemas karena mereka berada di sana," lanjutnya.
Pakar sejarah angkatan laut dan kapal selam Norman Polmar mengatakan kepada Times bahwa: "Saya tak berpikir bahwa mereka adalah dua kapal selam pertama yang dikirimkan ke lepas pantai AS dalam sekitar 15 tahun terakhir ini."
Sementara itu para pejabat Pentagon menolak untuk berspekulasi mengenai apakah kapal-kapal selam tersebut mengangkut senjata. Karena, kapal selam itu dipandang bukan di antara jenis kapal besar dalam kapal selam Rusia yang bisa meluncurkan rudal-rudal nuklir, kata Times melaporkan.
Pengungkapan gerakan-gerakan Rusia itu terjadi pada saat Moskow berusaha melakukan uji coba yang gagal pada rudal antar benua Bulava.
Rudal yang berkemampuan membawa hulu ledak nuklir itu meledak di tengah penerbangannya setelah diluncurkan dari kapal selam Rusia, Dmitri Donskoi di Laut Putih 16 Juli.
Beberapa tes demikian selalu berakhir gagal, termasuk salah satu yang dilakukan Desember 2008, saat diluncurkan oleh kapal selam yang sama di Laut Putih, di lepas pantai barat laut Rusia. Pada kesempatan lainnya, rudal juga meledak di tengah angkasa.
Kapal-kapal perang Rusia juga melakukan operasi gabungan angkatan laut dengan Venezuela pada Desember lalu di Laut Karibia, dekat perairan AS.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009