Curup, Bengkulu (ANTARA News) - Setelah beberapa waktu lalu kekurangan air bersih, kelurahan perumahan BTN Air Bang kecamatan Tengah, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, menderita gagal panen akibat kemarau panjang.

"Jagung yang kami tanam akhirnya gagal panen karena musim kemarau," kata Masaji warga Desa Teladan kecamatan Curup Selatan, Rabu.

Sudah empat bulan ini, tidak pernah hujan sehingga buah jagung tidak optimal jika dibandingkan pada waktu musim tanam sebelumnya.

Biasanya, luas lahan satu hektar, hasil panen bisa mencapai 1,5 ton jagung kering, namun dalam musim tanam kali ini hanya mendapatkan jagung kering sekitar 700 kilogram.

Dengan demikian, Masaji merugi sekitar Rp500-Rp600 ribu, tetapi dia masih tergolong beruntung bila dibandingkan dengan tetangganya yang gagal panen total.

Misri, petani jagung asal kecamatan Bermani Ulu Raya, mengungkapkan jagung yang ditanamnya di lahan seluas 500 meter persegi biasanya enam hari usai ditanam sudah tumbuh, tapi kali ini baru tumbuh setelah berumur 10 hari.

Dia pisimistis bakal mendapatkan keuntungan dari bertanam jagung pada musim kemaraun ini.

"Entahlah mas, rasanya jagung yang kami tanam ini akan merugi karena perkembanganya sangat lambat sekali. Ada yang sudah berumur dua bulan namun, buahnya kecil-kecil sekali," kata Misri.

Pantauan di lapangan, petani di Kecamatan Bermani Ulu Raya, kerap mengalami gagal panen. Baru-baru ini, ratusan hektar sawah gagal penen karena kekeringan akibat perbaikan irigasi.

Tidak hanya padi dan jagung, tanaman sayur dan palawija juga tidak bisa mereka panen secara normal karena kekurangan air. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009