"Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana sekitar 130 orang jemaat Ahmadiyah yang kini ditampung di asraam Transito Majeluk Mataram masih ekslusif dan tidak mau membaur dengan masyarakat," katanya kepada wartawan di Mataram, Rabu.
Sekitar 130 orang jemaat Ahmadiyah hingga kini masih hidup di pengungsian setelah rumah mereka di Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat dirusak dan dibakar sekitar empat tahun lalu.
Pemerihtah terus berupaya membina sekaligus mencarikan jalan keluar agar jemaat Ahmadiyah bisa pulang ke kampung halamannya di Gegerung, Lombok Barat.
Keinginan jemaat Ahmadiyah untuk pulang kampung merupakan tekad yang baik, namun jika mereka pulang kampung untuk sementara tetap diawasi.
Sebenarnya tidak ada masalah jemaat Ahmadiyah kembali ke kampung halamannya di Gegerung, Lombok Barat, asal jemaat Ahmadiyat mau berbaur dengan masyarakat setempat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB terus melakukan penyuluhan agar jemaat Ahmadiyah kembali ke ajaran Islam, namun upaya itu membuahkan hasil karena jemaat Ahmadiyah masih tetap pada pendiriannya.
"Sementara keinginan Jemaat Ahmadiyah untuk pulang kampung sangat tergantung dari warga setempat, apakah mereka diterima atau ditolak," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009