Pelaksanaan pasar murah harus tetap memperhatikan dan mengacu kepada protokol COVID-19

Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan salah satu tujuan pasar murah adalah menstabilkan harga bahan pokok yang cenderung mengalami kenaikan pada masa pendemi COVID-19 dan menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dalam rangka membantu masyarakat mendapatkan berbagai kebutuhan dengan harga yang relatif murah menggelar pasar murah selama dua hari dari 18-19 Mei 2020 di halaman Kantor Gubernur.

"Kita memang tempatkan pasar murah di halaman Kantor Gubernur Sulteng, agar bisa lebih memudahkan masyarakat untuk berbelanja," katanya di sela kegiatan pasar murah di halaman Kantor Gubernur Sulteng, Palu, Senin.

Longki memberi apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan ini merupakan kerja sama Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan Perum Bulog Sulteng, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Dinas Peternakan dan Perkebunan Sulteng, TPID, Satgas Pangan, Dinas Perikanan dan Kelautan, PT Pertamina, usaha kecil dan menengah (UKM) dan distributor yang ada di Kota Palu, Sulteng.

Gubernur juga menegaskan pelaksanaan pasar murah harus tetap memperhatikan dan mengacu kepada protokol COVID-19.

"Baik penjual maupun pembeli harus tetap menggunakan masker dan cuci tangan.," kata dia.

Hal itu dilakukan semata-mata demi menjaga kesehatan, sebab dalam masa pandemi COVID-19 sekarang ini seseorang bisa tertular virus corona jika tidak menjaga jarak, pakai masker atau pelindung lainnya, dan cuci tangan.

Baca juga: COVID-19 Sulteng: Tambahan satu positif dan satu sembuh

Longki mengatakan menghadapi Lebaran yang tinggal beberapa hari lagi, tentu masyarakat sangat membutuhkan berbagai kebutuhan.

Tetapi semua kegiatan tentu harus sesuai dengan prosedur dan protokol COVID-19.

"Saya mengerti kondisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini mengalami penurunan daya beli," ujarnya.

Karena itu, melalui pasar murah diharapkan sedikit membantu meringankan beban masyarakat, sebab harga yang ditawarkan pada semua barang/bahan kebutuhan pokok benar-benar murah.

Artinya, kata dia, harga yang diberlakukan adalah harga HET dan harga penjualan di tingkat distributor, bukan tingkat pengecer.

Harga gula pasir dijual Perum Bulog Wilayah Sulteng di pasar murah tersebut sebesar Rp12.500/kg atau sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.

Begitu halnya komoditas minyak goreng dijual Bulog Rp12.500/liter, daging beku Rp80.000/kg dan tepung terigu Rp8.500/kg.

Gubernur juga meminta pihak panitia pelaksana pasar murah untuk memperhatikan dan meneliti setiap transaksi jual-beli agar tidak terjadi aksi borong yang merugikan semua pihak.

Dalam kesempatan seperti ini ada-ada yang membeli atau memborong lalu kemudian menjualnya kembali dengan harga tinggi.

Panitia dan Satgas Pangan agar memperhatikan dengan baik supaya kegiatan ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat, khususnya umat Muslim yang akan merayakan Lebaran bisa membeli berbagai kebutuhan sesuai dengan keperluannya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng Richard Arnaldo dalam laporannya mengatakan kegiatan ini diikuti lebih 20 peserta dari instansi pemerintah, BUMN, UKM, dan distributor.

Ia mengatakan pasar murah kali ini, pihak perbankan daerah memberikan subsidi khusus pada beberapa komoditas strategis. Begitu pula, Bank Indonesia memberikan subsidi transportasi barang/bahan yang dijual di pasar murah.

Baca juga: Perusahaan sumbang 2,5 ton beras dukung Pemprov Suteng Lawan COVID-19

Pewarta: Anas Masa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020