London, (ANTARA News) - Red Bull dan Williams menentang kebijakan Ferrari mengijinkan Michael Schumacher melakukan test menggunakan mobil F69 milik Felipe Massa dalam persiapan juara dunia tujuh kali itu menggantikan pembalap Brazil yang cedera itu pada sisa perlombaan F1 berikutnya.
Peraturan Formula Satu tidak membenarkan diadakan test lintasan selama musim kompetisi, sementera Schumacher sudah menyelesaikan latihan dalam 70 putaran menggunakan kendaraan Ferrari versi 2007 di Mugello dekat Florence Jumat lalu. Timbul spekulasi bahwa bos yang berwenang dalam badan olahraga otomotif itu membelokkan peraturan yang sudah dibakukan mereka.
Tim Prinsipal Red Bull Christian Horner mengatakan Senin, pembalap berusia 40 tahun Schumacher jangan sampai mendapat perlakukan khusus dan tidak berbeda dengan perlakukan kepada remaja Spanyol Jaime Alguersuari yang melalukan debut F1 bagi Toro Rosso di Hungaria bulan lalu setelah sebelumnya hanya melakukan latihan di jalur kencang yang lurus.
"Jamie Alguersuari sebelumnya tidak pernah duduk dalam mobil Formula Satu sebelum pertama kali di Hungaria minggu lalu. Saya yakin Michael Schumacher yang tujuh kali juara dunia dan sudah memenangi 91 perlombaan tidak akan mengalami masalah mengemudikan kendaraannya dengan kencang," katanya.
"Michael juga sudah mengemudikan kendaraan berusia dua tahun Ferrari mingu lalu di Mugello, jadi saya tidak khawatir ia akan dapat beradaptasi dengan cepat," katanya.
Dalam pernyataan, Ketua Williams Frank Williams mengatakan, FIA melakukan preseden bila mengijinkan Schumacher melakukan test.
"Kami menyambut baik tampilnya lagi Michael Schumacher di ajang lomba F1, tetapi larangan latihan di musim kompetisi harus ditegakkan; peraturan ada di tangan FIA dan mereka dilarang membeli semua tim," kata Williams.
"Baru saja pada perlombaan lalu, Alguersuari, yang membalap untuk pertama kalinya di F1 Hungaria, tidak memiliki kesempatan menyesuaikan dirinya dengan mobil Toro Rosso sebelum ia melakukan debutnya," katanya, seperti dikutip dari Reuters.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009