Medan (ANTARA News) - Pelaku terbanyak melanggar peraturan lalu lintas (lalin) di Kota Medan dari kalangan pelajar dengan persentase mencapai sekitar 70 persen," kata Pj Wali kota Medan, Rahudman Harahap
Data pelanggaran lalu lintas (lalin) itu dikutip dari Satlantas Poltabes Medan pada acara pencanangan patroli keamanan sekolah, di perguruan Panca Budi Medan, Senin.
Menurut dia, data tersebut sebagai salah satu alasan menggiatkan sosialisasi tertib lalin kepada siswa.
"Saya berharap sosialisasi tertib lalu lintas (lalin) ini dapat menumbuhkan cinta tertib lalin pada sanubari masing-masing siswa, yang kemudian diwujudkan dengan menegakkan tertib lalin secara sadar dan bertanggung jawab," katanya.
Dijelaskan dia, upaya menegakkan disiplin berlalu lintas harus dilakukan sejak dini. Gaung sosialisasi ini diharapkan lebih bergema bukan saja di kalangan generasi muda, paling tidak juga akan sampai kepada para orang tua siswa.
Dijelaskan dia, tertib lalu lintas sudah menjadi persoalan hampir di seluruh kota besar termasuk Medan. Akibatnya kemacetan menjadi pemandangan rutin yang sulit dihindarkan.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya disiplin berlalu lintas para pengguna jalan. Untuk itu perlu upaya menegakkan disiplin dan membangun kesadaran para pengguna jalan untuk tertib Lalin guna meminimalisir kemacetan.
"Maka sosialisasi tertib lalin ini perlu secara terus menerus digiatkan," tambahnya.
Acara sosialisasi ditandai dengan pemasangan helm serta pin anak cinta tertib lalulintas kepada perwakilan siswa, juga penandatanganan kerja sama program anak Medan cinta tertib lalu lintas antara Pemkot, Poltabes dan Perguruan Panca Budi.
Pengamat Lingkungan dari Universitas Sumatra Utara (USU), Jaya Arjuna mengatakan, kemacetan lalu lintas di Medan terletak pada tidak konsistennya Pemerintah kota ini dalam menjalankan kebijakan.
"Kebijakannya sudah baik, namun implementasinya di lapangan tidak berjalan," katanya.
Kemacetan lalu lintas katanya juga, tidak terlepas dari tata ruang dan kebijakan pembangunan. Program pembangunan yang terpusat di inti kota membuat kendaraan menumpuk di satu kawasan sehingga kemacetan sulit dikendalikan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009