London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mencapai level tertinggi di 2009 pada Senin waktu setempat, karena dolar mundur kembali dan data ekonomi positif yang menunjukkan harapan kenaikan dalam permintaan untuk minyak mentah, kata para pedagang.

Minyak mentah Brent North Sea mencapai 73,75 dolar AS, titik tertinggi sejak 15 Oktober tahun lalu, sementara minyak mentah New York, light sweet, mencapai puncak tertinggi hampir dua bulan pada 71,95 dolar AS per barel.

Minyak kemudian turun kembali, namun masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan level penutupan pada hari Jumat.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman pada September naik 1,53 dolar AS menjadi 73,23 dolar AS per barel.

Kontrak utama New York minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, berada pada 71,29 dolar per barel, atau naik 1,84 dolar AS.

"Harga minyak mentah naik tinggi ... setelah dolar terus menurun dan diikuti lebih baiknya dari perkiraan data manufaktur, yang menyulut harapan sebuah pemulihan ekonomi," ujar Nimit Khamar, analis di Sucden Financial Research.

Sebuah pelemahan dolar dapat membuat minyak lebih murah bagi pembeli komoditas yang menggunakan mata uang lainnya.

Aktivitas manufaktur di 16 negara yang menggunakan euro naik ke level tertinggi selama 11 bulan pada Juli, sebuah survei menunjukkan pada Senin, sebuah tanda perbaikan kesehatan ekonomi untuk zona euro.

Indeks pembelian manajer `aktivitas di sektor manufaktur (IPM) naik menjadi 46,3 poin pada Juli, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 46 pada Juli dalam analisis yang dikompilasi oleh perusahaan survei Markit.

Tingkat baru adalah adalah sebuah peningkatan utama dari Juni ketika pada 42,6 poin dan tanda kelima bulan berturut-turut indeks meningkat.

Namun indeks masih menunjukkan resesi karena masih di bawah ambang batas dari 50 yang berarti kembali ke pertumbuhan.

Pasar juga mencerna berita data manufaktur yang kuatdata dari China dan Inggris. Data manufaktur AS akan dimumkan Senin.

Sedangkan prospek untuk permintaan minyak tampak menjanjikan, pasokan minyak mentah menghadapi masa depan yang suram, ekonom terkemuka memperingatkan Senin.

Sebuah kegentingan energi yang dapat membawa malapetaka sedang tampak, karena sebagian besar ladang minyak utama di dunia sudah melewati masa puncak produksi mereka, kata Fatih Birol, Kepala ekonom Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris.

Dalam wawancara dengan surat kabar Independent Inggris, ia menambahkan bahwa sebuah "kegentingan minyak" dalam waktu lima tahun mendatang dapat membahayakan pemulihan dari resesi global.

Harga minyak tinggi terjadi karena pesatnya peningkatan permintaan dan stagnasi, atau bahkan penurunan dalam pasokan, dapat menggelincirkan pemulihan, kata Birol.

Harga minyak ditutup lebih tinggi pada hari Jumat, didorong oleh data dari departemen perdagangan yang menunjukkan bahwa ekonomi AS merosot pada tingkat tahunan 1,0 persen dalam tiga bulan hingga Juni.

Angka itu kurang dari kontraksi 1,5 persen yang diperkirakan para analis, memperbaharui harapan bahwa ekonomi terbesar dunia itu kemungkinan pulih dari resesi yang dimulai pada bulan Desember 2007.

Amerika Serikat adalah pengguna energi nomor satu di dunia dan perbaikan dalam perekonomian dianggap sebagai meningkatkan permintaan untuk minyak.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009