Fallujah, Irak (ANTARA News/AFP) - Lima orang tewas, termasuk seorang polisi dan dua prajurit, dalam serangan-serangan bom di Irak, Senin, kata polisi.
Seorang pembom bunuh diri melancarkan serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan polisi di bekas markas gerilyawan Fallujah, menewaskan dua orang, termasuk satu polisi, kata Mayor Polisi Khalid Mohammed kepada AFP.
Serangan itu juga mencederai tujuh orang, termasuk tiga polisi, katanya.
Situasi keamanan di Fallujah, yang terletak sebelah barat Baghdad dan pernah menjadi benteng utama gerilyawan Arab Sunni, membaik secara dramatis dalam beberapa bulan ini, ketika serangan-serangan di seluruh Irak menurun.
Di Mosul, serangan-serangan bom pinggir jalan menewaskan dua prajurit Irak dan mencederai empat orang ketika mereka sedang berpatroli di bagian barat kota wilayah utara yang bergolak itu, kata seorang polisi setempat yang menolak disebutkan namanya.
Serangan lain di Iskandariyah, sebelah selatan Baghdad, ibukota Irak, menewaskan seorang peziarah Syiah dan mencederai tiga orang, kata polisi lokal.
Jumlah korban tewas akibat kekerasan di Irak turun hingga sepertiga menjadi 275 pada Juli, bulan pertama pasukan Irak bertanggung jawab atas keamanan di daerah-daerah perkotaan sejak invasi pimpinan AS pada 2003.
Gelombang serangan bom yang ditujukan pada muslim Syiah di Baghdad menewaskan 29 orang dan mencederai lebih dari 136 pada Jumat (31/7), sebulan setelah pasukan AS ditarik dari pusat-pusat perkotaan di Irak.
Serangan-serangan akhir Juli itu merupakan yang terburuk di Irak sejak dua serangan bom bunuh diri di kota wilayah utara Tal Afar pada 9 Juli menewaskan 35 orang dan mencederai 61.
Kekerasan menurun secara berarti di Irak dalam beberapa bulan ini, namun serangan-serangan meningkat menjelang penarikan militer AS, dan 437 orang Irak tewas pada Juni -- jumlah kematian tertinggi dalam kurun waktu 11 bulan.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki memperingatkan pada Juni bahwa gerilyawan dan milisi mungkin meningkatkan serangan mereka dalam upaya merongrong kepercayaan masyarakat pada pasukan keamanan Irak.
Sejumlah serangan bom besar dilancarkan sejak itu, dan yang paling mematikan adalah serangan bom truk pada 20 Juni di dekat kota wilayah utara, Kirkuk, yang menewaskan 72 orang dan mencederai lebih dari 200 lain dalam serangan paling mematikan dalam 16 bulan.
Serangan bom pada 24 Juni di sebuah pasar di distrik Syiah Kota Sadr di Baghdad timurlaut juga merupakan salah satu yang paling mematikan pada tahun ini, yang menewaskan sedikitnya 62 orang dan mencederai sekitar 150.
Namun, Maliki dan para pejabat tinggi pemerintah menekankan bahwa 750.000 prajurit dan polisi Irak bisa membela negara dari serangan-serangan yang dituduhkan pada gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda dan kekuatan yang setia pada almarhum presiden terguling Saddam Hussein.
Hanya sejumlah kecil pasukan AS yang menjadi pelatih dan penasihat akan tetap berada di daerah-daerah perkotaan, dan sebagian besar pasukan Amerika di Irak, yang menurut Pentagon berjumlah 131.000, ditempatkan di penjuru lain.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009